REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Disney mengumumkan hasil laporan keuangan pada kuartal keempat (Q4) tahun 2022. Perusahaan mencatat total 161,8 juta pelanggan untuk layanan streaming Disney+.
Jumlah tersebut turun 2,4 juta pelanggan dibandingkan kuartal sebelumnya. Ini membuat layanan streaming Disney kehilangan pelanggan pertama kali sejak diluncurkan pada tahun 2019.
Perusahaan mengaitkan penurunan pelanggan dengan penurunan pelanggan Disney+ Hotstar, layanan streaming over-the-top yang tersedia di India dan beberapa bagian Asia Tenggara. Seperti yang dilaporkan Forbes, perusahaan kehilangan hak streaming tahun lalu ke Liga Premier India, liga kriket populer di India.
Ini memaksa Disney menurunkan proyeksi pertumbuhannya untuk Disney+ Hotstar. Saat ini layanan tersebut memiliki 57,5 juta pelanggan, turun 3,8 juta dari kuartal sebelumnya 61,3 juta.
Dilansir Neowin, Kamis (9/2/2023), hilangnya pelanggan Disney+ akan menyulitkan Disney untuk mencapai target 215 juta hingga 245 juta pelanggan pada akhir tahun fiskal 2024. Terlepas dari penurunan ini, langganan Disney+ naik 200 ribu di Amerika Serikat (AS) dan Kanada.
Sementara itu, pelanggan layanan streaming saingan, Hulu dan ESPN+, masing-masing meningkat 800 ribu dan 600 ribu. Pendapatan perusahaan pada kuartal keempat juga naik delapan persen menjadi 23,5 miliar dolar AS, hampir tidak mengalahkan ekspektasi analis sebesar 23,3 miliar dolar AS.
Sebagai langkah untuk membuat Disney+ menguntungkan, Disney merencanakan restrukturisasi dan pemutusan hubungan kerja (PHK) yang signifikan. PHK akan memengaruhi 7.000 karyawan yang setara dengan tiga persen dari tenaga kerja global perusahaan.
“Saya sangat menghormati dan menghargai dedikasi karyawan kami di seluruh dunia. Meskipun ini diperlukan untuk mengatasi tantangan yang kita hadapi saat ini, saya tidak membuat keputusan ini dengan mudah,” kata CEO Disney Bob Iger.