Kamis 09 Feb 2023 15:42 WIB

AS Kembangkan Vaksin Buat Bantu Atasi Ketergantungan Fentanil

AS tengah menghadapi krisis fentanil.

Rep: Santi Sopia/ Red: Reiny Dwinanda
 Seorang tunawisma pecandu memegang potongan fentanil di Los Angeles, AS, 18 Agustus 2022. Opioid sintetik kuat yang murah untuk diproduksi ini sering dijual apa adanya atau dicampur obat lain. Penggunannya telah merebak di AS. Karena 50 kali lebih kuat dari heroin, dosis kecil pun bisa berakibat fatal. Fentanil dengan cepat menjadi obat paling mematikan di AS, menurut Drug Enforcement Administration.
Foto:

Krisis fentanil

Dengan lebih dari 150 orang meninggal setiap hari karena overdosis opioid sintetik, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), vaksin tersebut hadir di saat yang genting. Soalnya, krisis obat-obatan tengah mencengkeram masyarakat.

"Sayangnya, mulai sekitar 10 tahun yang lalu atau lebih, pembuatan fentanil meningkat, dan menjadi bagian arus utama dalam pasar obat terlarang, untuk pertama kali melihatnya menjadi bagian dari pasokan obat dan baru-baru ini, sepenuhnya. mengambil alih untuk opioid terlarang lainnya," kata Dr Wilson Compton, Wakil Direktur Institut Nasional Penyalahgunaan Narkoba, yang berkonsultasi dengan tim peneliti Dr Haile.

Compton menyebut penggunaan heroin menurun di banyak bagian negara karena fentanil lebih murah dan mudah diselundupkan, namun menghasilkan efek otak yang sama. Pengembangan vaksin didanai oleh Departemen Pertahanan.

Dr Haile menunjukkan bahwa vaksin ini bekerja lebih abik bagi mereka yang telah menjalani detoksifikasi karena akan mencegah kekambuhan. Vaksin fentanil ditujukan bagi individu yang ingin berhenti madat, bukan bagi yang tidak ingin berhenti.

Seseorang yang divaksinasi, tetapi tidak ingin berhenti dari kecanduan opioid, dapat menggunakan obat lain, obat opioid lain, atau hanya obat lain yang tidak ditargetkan oleh antibodi vaksin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement