Jumat 03 Feb 2023 16:30 WIB

Elon Musk Kunci Akun Twitter Miliknya, Mengapa?

Ini adalah eksperimen terbaru setelah Musk membeli Twitter.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Natalia Endah Hapsari
Chief Executive Officer (CEO) Twitter Inc. Elon Musk mengunci sementara akun Twitter-nya pada Rabu (2/2/2023) dini hari. Ini adalah upaya Musk untuk memeriksa apakah mengunci sementara akun Twitter memengaruhi interaksi di cuitan atau tweet-nya.
Foto: AP Photo/Francois Mori
Chief Executive Officer (CEO) Twitter Inc. Elon Musk mengunci sementara akun Twitter-nya pada Rabu (2/2/2023) dini hari. Ini adalah upaya Musk untuk memeriksa apakah mengunci sementara akun Twitter memengaruhi interaksi di cuitan atau tweet-nya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA—Chief Executive Officer (CEO) Twitter Inc. Elon Musk mengunci sementara akun Twitter-nya pada Rabu (2/2/2023) dini hari. Ini adalah upaya Musk untuk memeriksa apakah mengunci sementara akun Twitter memengaruhi interaksi di cuitan atau tweet-nya.

Dilansir dari Indian Express, Jumat (3/2/2023), Musk menanggapi pengguna situs media sosial yang mengklaim bahwa menyetel akun secara privat bisa langsung meningkatkan jangkauan cuitan mereka.

Baca Juga

Komentator sayap kanan Ian Miles Cheong mengirim tweet pada Selasa (2/2/2023). Hasil tes yang menunjukkan bahwa cuitan yang dikirim ketika akunnya disetel ke pribadi mendapatkan lebih banyak 'likes' dan 'view' daripada cuitan yang sama yang diposting ketika akunnya disetel ke publik.

Musk menjawab bahwa ini “sangat memprihatinkan” dan kemudian berjanji untuk melakukan eksperimennya sendiri. “Menjadikan akun saya pribadi hingga besok pagi untuk menguji apakah Anda melihat tweet pribadi saya lebih banyak daripada tweet publik saya,” cuitnya tak lama setelah pukul 06.00 waktu London atau pukul 13.00 WIB.

Ini adalah yang terbaru dari serangkaian eksperimen yang telah dilakukan Musk sejak dia membeli Twitter seharga 44 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp 655,2 triliun pada akhir Oktober. Sebelumnya, Musk menggunakan jajak pendapat Twitter untuk bertanya kepada orang-orang apakah dia harus tetap sebagai CEO atau mengubah linimasa ke umpan algoritmik secara default.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement