Rabu 01 Feb 2023 23:01 WIB

Berkah di Balik Pandemi, Indeks Literasi Digital Justru Meningkat

Status Literasi Digital Indonesia 2022 naik dibandingkan 2021.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Natalia Endah Hapsari
Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kemenkominfo, Semuel Abrijani Pangerapan dalam Peluncuran Status Literasi Digital Indonesia 2022 di Jakarta Pusat, Rabu (1/2/2023).
Foto: Republika/Umi Nur Fadhilah
Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kemenkominfo, Semuel Abrijani Pangerapan dalam Peluncuran Status Literasi Digital Indonesia 2022 di Jakarta Pusat, Rabu (1/2/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Status Literasi Digital Indonesia 2022 naik dari skor 3,49 menjadi 3,54, atau naik 0,05 poin dibandingkan 2021. Meski demikian, angka itu menunjukkan status literasi digital masih berada pada kategori sedang.

“Awal diluncurkan indeks literasi digital 3,46, naik 3,49, naik 3,54, semoga semakin meningkat. Ini masih angka 3, hanya diatas rata-rata saja. Harapannya bisa pecahkan 10 poin dengan gerakan masif,” kata Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kemenkominfo, Semuel Abrijani Pangerapan dalam Peluncuran Status Literasi Digital Indonesia 2022 di Jakarta Pusat, Rabu (1/2/2023).

Baca Juga

Survei indeks literasi digital dalam laporan yang dibuat Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama Katadata Insight Center (KIC) mengukur empat pilar indikator besar, yakni Digital Skills, Digital Ethics, Digital Safety, dan Digital Culture.

Pertama, Digital Skills atau kecakapan digital adalah kemampuan individu dalam mengetahui, memahami, dan menggunakan perangkat keras dan piranti lunak TIK, serta sistem operasi digital dalam kehidupan sehari-hari. Nilainya dari 3,44 menjadi 3,52, atau naik 0,08 poin pada 2022.

“Masyarakat harus tahu menggunakan gawai. Ada banyak aplikasi, ada yang produktif, ini yang perlu didorong,” ujar Semuel.

Kedua, Digital Ethics atau etika digital adalah kemampuan individu dalam menyadari, mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan, mempertimbangkan, dan mengembangkan tata kelola etika digital (netiquette) dalam kehidupan sehari-hari. Nilainya dari 3,53 menjadi 3,68, atau naik 0,15 poin pada 2022. “Etika ini harus ada di dunia digital. Kita melibatkan kelompok agama untuk membangun etik manusia. Dengan gerakan ini, kami memantau sejauh mana masya tingkat literasinya,” kata Semuel.

Ketiga, Digital Safety atau keamanan digital adalah kemampuan pengguna dalam mengenali, memolakan, menerapkan, menganalisis, menimbang, dan meningkatkan kesadaran pelindungan data pribadi dan keamanan digital dalam kehidupan sehari-hari. Nilainya dari 3,10 menjadi 3,12, atau naik 0,02 poin pada 2022. “Dari kecil, kita diajari bagaimana hidup di ruang fisik. Tapi, orang tua tak mengajari hidup di ruang digital,” ujar Semuel.

Keempat, Digital Culture atau budaya digital adalah kemampuan individu dalam membaca, menguraikan, membiasakan, memeriksa, dan membangun wawasan kebangsaan, nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari dan digitalisasi kebudayaan melalui pemanfaatan TIK. Nilainya dari 3,90 menjadi 3,84, atau turun 0,06 poin pada 2022. ''Harapannya, kita bisa mengukur bagaimana tingkat liteasi, terus bagaimana kita melakukan literasi ke masyarakat,” ujar Semuel.

Pengukuran Indeks Literasi Digital dilakukan melalui survei tatap muka pada Agustus-September 2022. Penentuan sampel survei menggunakan multistage random sampling dengan pendekatan home visit di area survei. Total responden pada pengukuran Indeks Literasi Digital tahun ini berjumlah 10 ribu orang dengan Margin of Error (MoE) +/- 0,98 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Responden yang diikutkan dalam penentuan sampel adalah anggota rumah tangga berusia 13-70 tahun, serta mengakses internet dalam tiga bulan terakhir. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement