Kamis 26 Jan 2023 00:05 WIB

AS Uji Mesin Pesawat Luar Angkasa Bertenaga Nuklir

Percobaan itu untuk mencari metode yang lebih efisien untuk dorong astronot ke Mars

Rep: Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
Amerika Serikat (AS) berencana untuk menguji mesin pesawat ruang angkasa yang ditenagai oleh fusi nuklir pada 2027
Foto: EPA-EFE/CRISTOBAL HERRERA-ULASHKEVICH
Amerika Serikat (AS) berencana untuk menguji mesin pesawat ruang angkasa yang ditenagai oleh fusi nuklir pada 2027

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) berencana untuk menguji mesin pesawat ruang angkasa yang ditenagai oleh fusi nuklir pada 2027. Percobaan ini sebagai bagian dari upaya jangka panjang Badan Penerbangan dan Antariksa (NASA) untuk menunjukkan metode yang lebih efisien dalam mendorong astronot ke Mars di masa depan.

NASA akan bermitra dengan badan penelitian dan pengembangan militer AS DARPA untuk mengembangkan mesin propulsi termal nuklir. Administrator NASA Bill Nelson dalam sebuah konferensi di National Harbor menyatakan pada Selasa (24/1/2023), mereka akan meluncurkannya ke luar angkasa secepatnya pada 2027.

Badan antariksa AS telah mempelajari selama beberapa dekade konsep propulsi termal nuklir. Konsep ini memperkenalkan panas dari reaktor fisi nuklir ke propelan hidrogen untuk memberikan daya dorong yang diyakini jauh lebih efisien daripada mesin roket berbasis kimia tradisional.

Pejabat NASA memandang propulsi termal nuklir sebagai hal yang penting untuk mengirim manusia ke luar bulan dan lebih jauh ke luar angkasa. Perjalanan ke Mars dari Bumi menggunakan teknologi ini bisa memakan waktu sekitar empat bulan, bukan sekitar sembilan bulan dengan mesin konvensional bertenaga kimia.

Cara itu secara substansial akan mengurangi waktu astronot terpapar radiasi luar angkasa dan akan membutuhkan lebih sedikit persediaan, seperti makanan dan kargo lainnya, selama perjalanan ke Mars. "Jika kita memiliki perjalanan yang lebih cepat untuk manusia, itu adalah perjalanan yang lebih aman," kata wakil administrator NASA dan mantan astronot Pam Melroy.

Demonstrasi yang direncanakan pada 2027 ini bagian dari program penelitian DARPA yang sekarang diikuti NASA. Program ini juga dapat menginformasikan ambisi Angkatan Luar Angkasa AS yang membayangkan pengerahan pesawat ruang angkasa bertenaga reaktor nuklir yang mampu menggerakkan satelit lain yang mengorbit dekat bulan.

DARPA pada 2021 memberikan dana kepada General Atomics yang merupakan perusahaan luar angkasa Lockheed Martin dan Jeff Bezos Blue Origin untuk mempelajari desain reaktor nuklir dan pesawat ruang angkasa. Sekitar Maret, menurut manajer program Tabitha Dodson, agensi itu akan memilih perusahaan untuk membangun pesawat ruang angkasa nuklir untuk demonstrasi 2027.

Anggaran upaya bersama NASA-DARPA adalah 110 juta dolar AS untuk tahun fiskal 2023. Jumlahnya diperkirakan akan mencapai ratusan juta dolar lebih hingga 2027.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement