Senin 16 Jan 2023 06:44 WIB

Ini Bahaya Memberikan Gawai pada Balita

Akses gawai berlebihan bisa mengarah pada adiksi atau kecanduan.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Natalia Endah Hapsari
Akses gawai berlebihan bisa mengarah pada adiksi atau kecanduan anak pada gawai (ilustrasi).
Foto: Republika
Akses gawai berlebihan bisa mengarah pada adiksi atau kecanduan anak pada gawai (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tidak sedikit orang tua masa kini yang memberikan gawai kepada balita demi membuatnya menjadi tenang. Hal tersebut sebenarnya tidak disarankan, apalagi jika mengarah pada akses gawai dan jam layar harian yang berlebihan.

Dokter spesialis tumbuh kembang anak Bernie Endyarni Medise menyoroti bahwa akses gawai berlebihan bisa mengarah pada adiksi atau kecanduan. Dampak lain yang bisa terjadi seperti obesitas akibat gaya hidup sedentari (kurang gerak), membuat anak enggan berinteraksi dengan orang lain, atau gangguan mata dan tangan.

Baca Juga

"Anak dengan paparan gadget tinggi juga bisa mengalami gangguan perkembangan bahasa. Memang ada faktor risiko lain, tapi orang tua harus berhati-hati," ujar Bernie yang menjabat sebagai Ketua Bidang 3 Pengurus Pusat IDAI.

Bernie mengutip rekomendasi jam layar dari American Academy of Pediatrics bahwa untuk anak di atas 18 bulan, waktu layarnya (jam mengakses televisi, komputer, ponsel, atau gawai lain) idealnya tidak lebih dari satu jam sehari.

"Di bawah 18 bulan, sebaiknya sama sekali tidak diperkenalkan, kecuali memakai ponsel untuk video call. Kalau sudah terlanjur menggunakan, sebaiknya setop," kata Bernie pada diskusi virtual Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Ahad (15/1/2023).

Penulis buku Cerdas Memilih Mainan Anak dan Remaja itu menyarankan orang tua mengalihkan perhatian anak dengan permainan non-gawai lain yang lebih menarik. Kegiatan itu bisa bermain dalam ruang atau luar ruang, tentunya yang melibatkan orang tua.

Untuk menghindarkan anak dari gawai, memang butuh waktu. Menurut Bernie, penyesuaian itu bervariasi, bisa satu sampai dua pekan, sampai anak benar-benar "lupa" pada gawai dan tidak lagi meminta disetelkan berbagai tontonan atau mengakses permainan di gawai.

Tentunya, ayah dan ibu perlu menjadi teladan yang baik. Apabila anak dibatasi memakai gawai, orang tua pun sebaiknya tidak mengakses gawai di depan anak. Kecuali, jika harus menggunakan gawai untuk bekerja atau keperluan belajar bagi anak usia sekolah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement