REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejak mengambil alih Twitter pada Oktober tahun lalu dengan kesepakatan senilai 44 miliar dolar AS, miliader Elon Musk telah mencari banyak cara untuk menghasilkan pendapatan lebih. Segala perubahan dilakukan pada perusahaan media sosial yang berpusat di San Francisco, California, Amerika Serikat (AS).
Setelah melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) massal dan menaikkan harga layanan Twitter Blue, perusahaan dilaporkan mungkin akan melelang nama pengguna (username) yang tidak aktif. Dua orang yang mengetahui masalah tersebut mengatakan ide lelang online pertama kali dibahas pada bulan lalu.
Namun, menurut mereka yang enggan disebutkan namanya, hingga sekarang perusahaan belum memutuskan secara pasti apakah akan melakukannya.
Dilansir Digital Trends, Kamis (12/1/2023), nama pengguna Twitter muncul setelah tanda “@.” Tidak seperti nama profil, nama pengguna tidak dapat diubah. Selama bertahun-tahun, Twitter berisi sejumlah besar akun yang tidak aktif dengan nama pengguna yang tidak dapat diambil oleh orang lain.
Bulan lalu, Musk mengatakan platform tersebut akan segera membebaskan ruang nama dari 1,5 miliar akun meskipun dia tidak menyebutkan rencana untuk menjualnya kepada penawar tertinggi. Dia juga tidak mengungkapkan kriteria akun yang dianggap sudah tidak aktif.
Persyaratan layanan Twitter saat ini melarang perdagangan akun dan nama pengguna mereka. Transaksi semacam itu telah terjadi di pasar gelap sejak layanan diluncurkan pada tahun 2006.