Kamis 12 Jan 2023 14:07 WIB

Tak Hanya di Bumi, Sampah Juga Jadi Ancaman di Luar Angkasa

Sampah luar angkasa yang bertabrakan menciptakan lebih banyak puing.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani / Red: Natalia Endah Hapsari
Sampah antariksa di sekitar Bumi/ilustrasi
Foto: afp
Sampah antariksa di sekitar Bumi/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS—Serangan meteorit mungkin terdengar menakutkan. Namun, ancaman terbesar bagi pesawat ruang angkasa diyakini berasal dari puing-puing orbit satelit bekas dan benda buatan manusia lainnya yang berputar di sekitar Bumi yang dikenal sebagai “sampah luar angkasa”

Dilansir dari Japan Today, Kamis (12/1/2023), Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) mengungkapkan alasannya adalah karena sampah luar angkasa yang bertabrakan menciptakan lebih banyak puing, yang memicu “reaksi berantai yang tak terkendali”.  Puing-puing ini mengotori orbit dengan benda-benda kecil yang berbahaya.

Baca Juga

Menurut Kantor Urusan Luar Angkasa Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bulan lalu, ada setengah juta keping puing seukuran kelereng dan 100 juta keping berukuran sekitar satu milimeter di orbit.

Dosen teknik ruang angkasa di Universitas Liverpool Inggris Raya (UK), Stefania Soldini mengatakan bahwa “puing-puing orbit berukuran milimeter berisiko tinggi bagi sebagian besar pesawat ruang angkasa robot yang beroperasi di orbit rendah Bumi.”

Sekitar 35 persen dari 14 ribu satelit yang pernah diluncurkan ke luar angkasa memasuki orbit hanya dalam tiga tahun terakhir dan 100 ribu lebih satelit berpotensi ditambahkan selama dekade berikutnya.

Kemudian, negara-negara yang menggunakan rudal menembak jatuh satelit mereka untuk uji coba senjata juga secara signifikan menambah tumpukan sampah antariksa. Rusia memicu kritik dari NASA pada tahun 2021 ketika Moskow menghancurkan salah satu satelitnya sendiri selama uji coba rudal.

Akibat penghancuran ini, lebih dari 1.500 keping puing bermunculan sehingga mereka yang berada di dalam ISS harus berlindung. Selain Rusia, Cina menciptakan lebih dari 3.500 keping puing besar yang dapat dilacak ketika menembak jatuh salah satu satelit cuacanya pada tahun 2007.

Bentrokan yang tidak disengaja juga meningkat dalam beberapa dekade terakhir. Lebih dari 2.300 keping puing baru juga ditembakkan ke orbit ketika satelit militer Rusia yang tidak terpakai menabrak satelit komunikasi Iridium Amerika Serikat (AS) pada tahun 2009.

Departemen Pertahanan AS melacak objek yang mengorbit Bumi, sebagian besar berukuran lebih dari 10 sentimeter. Jika potongan puing yang lebih besar terlihat menuju Stasiun Luar Angkasa Internasional, maka pendorongnya akan memindahkan stasiun luar angkasa seukuran lapangan sepak bola ini. Pada tahun 2021, Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) menyesuaikan diri untuk menghindari puing-puing yang diketahui berasal dari uji anti-satelit Cina tahun 2007.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement