Rabu 11 Jan 2023 19:35 WIB

Jangan Kaget, Begini Proses Hujan Es Terjadi

Buliran es sebesar kelerang jatuh bersama hujan.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Natalia Endah Hapsari
Hujan es melanda wilayah Depok, Jawa Barat, (ilustrasi).
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Hujan es melanda wilayah Depok, Jawa Barat, (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --- Fenomena hujan es kembali terjadi di sejumlah wilayah di Depok, Jawa Barat pada Selasa (10/1/2023) sore. Buliran es sebesar kelerang jatuh bersama hujan. Sebenarnya, bagaimana hujan es bisa terjadi?

Dilansir situs Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Rabu (11/1/2023), fenomena hujan es merupakan fenomena cuaca alamiah yang biasa terjadi. Pada masa transisi atau pancaroba, baik dari musim kemarau ke hujan atau sebaliknya, fenomena hujan lebat atau es berdurasi singkat lebih banyak terjadi.

Baca Juga

Bahkan, hujan juga bisa disertai dengan angin kencang atau petir/kilat. Sehari sebelumnya, udara pada malam hari hingga pagi akan terasa panas dan gerah.

Udara panas dan gerah diakibatkan adanya radiasi matahari yang cukup kuat. Ini ditunjukkan oleh nilai perbedaan suhu udara antara pukul 10.00 dan 07.00 LT (> 4.5°C) disertai dengan kelembaban yang cukup tinggi ditunjukkan oleh nilai kelembaban udara di lapisan 700 mb (> 60%).

Mulai pukul 10.00 pagi terlihat tumbuh awan Cumulus (awan putih berlapis-lapis). Diantara awan tersebut ada satu jenis awan yang mempunyai batas tepinya sangat jelas berwarna abu-abu menjulang tinggi seperti bunga kol.

Lalu awan tersebut akan cepat berubah warna menjadi abu-abu atau hitam yang dikenal dengan awan Cb (Cumulonimbus). Tak lama, dahan atau ranting pepohonan mulai bergoyang cepat. Jika Anda berdiri di sekitarnya, akan terasa ada sentuhan udara dingin.

Angin kencang dan tetesan air dingin kemudian menuju bagian atas sistem awan. Tetesan yang sangat dingin kemudian menyatu menjadi bongkahan es atau batu es. Hingga akhirnya jatuhlah hujan es.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement