Rabu 11 Jan 2023 04:00 WIB

Bahan Kimia Beracun dari Ban Mobil Bisa Cemari Sayuran

Bahan kimia beracun dari ban, mengapa bisa sampai cemari sayuran?

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Reiny Dwinanda
Sayuran. Bahan kimia beracun dari ban mobil disinyalir mencemari sayuran.
Foto: Republika/Prayogi
Sayuran. Bahan kimia beracun dari ban mobil disinyalir mencemari sayuran.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bahan kimia beracun dari ban mobil disinyalir bisa berakhir di piring makan. Pasalnya, polutan itu dapat mencemari sayuran.

Hal tersebut diungkap dalam sebuah studi baru yang diterbitkan dalam jurnal Environmental Science & Technology. Tim peneliti menemukan bahwa saat partikel dari ban mobil bergesekan dengan tanah atau bumi, partikel itu meninggalkan jejak zat yang berpotensi berbahaya.

Baca Juga

Partikel-partikel tersebut dapat tertiup oleh angin dan hujan, menuju ke sungai dan saluran pembuangan. Masalahnya, air limbah dan lumpur limbah sering digunakan sebagai pupuk dalam pertanian.

Artinya, partikel ban dapat mencapai tanah pertanian. Semua itu dapat mencemari tanaman yang tumbuh dan berpotensi membuatnya berbahaya untuk dimakan.

Lebih buruk lagi, seseorang akan meninggalkan sekitar satu kilogram partikel yang berpotensi beracun setiap tahun tanpa menyadarinya. Salah satu penulis studi, Anya Sherman, mengatakan partikel keausan ban mengandung sejumlah bahan kimia organik beracun tersebut.

Untuk mempelajari risiko dari zat yang ada, para ilmuwan menggagas eksperimen yang memapar tanaman selada dengan sejumlah bahan kimia yang digunakan dalam produksi ban. Salah satu bahan kimia itu disebut 6PPD-quinone, telah dikaitkan dengan kematian massal fauna salmon di Amerika Serikat.

"Pengukuran kami menunjukkan bahwa tanaman selada mengambil semua senyawa yang diselidiki melalui akarnya, memindahkannya ke daun selada dan menumpuknya di sana," ujar Sherman, dikutip dari laman Express, Selasa (10/1/2023).

Ketika tanaman selada tidak terpapar bahan kimia secara langsung, pencemaran bisa terjadi secara tidak langsung melalui sisa ban yang tertinggal. "Tanaman selada terus-menerus mengambil bahan kimia berbahaya yang dilepaskan dari partikel abrasi ban dalam jangka panjang," kata profesor Thilo Hofmann dari University of Vienna.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement