Sabtu 07 Jan 2023 07:03 WIB

Membanggakan, Satelit Nano Pertama Buatan Indonesia Mengangkasa

Saat ini satelit sudah masuk ke lingkaran orbit luar angkasa.

Rep: Novita Intan/ Red: Natalia Endah Hapsari
Ilmuwan muda Tim Surya Satellite-1 Muhammad Zulfa Dhiyaulhaq (kiri), Setra Yoman Prahyang (tengah) dan Suhandinata (kanan) menunjukkan gambaran desain satelit nano atau cubesat buatannya sebelum peluncurannya di Jakarta, Selasa (21/6/12022). Satelit kecil pertama buatan ilmuwan muda Indonesia yang merupakan hasil kolaborasi dari PSN, Kementerian Komunikasi dan Informatika, ORARI, Pudak Scientific, Pusteksat LAPAN dan BRIN itu kemudian akan segera diserahkan kepada Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA) untuk diluncurkan pada November 2022 dan dilepaskan dari International Space Station (ISS).
Foto: ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Ilmuwan muda Tim Surya Satellite-1 Muhammad Zulfa Dhiyaulhaq (kiri), Setra Yoman Prahyang (tengah) dan Suhandinata (kanan) menunjukkan gambaran desain satelit nano atau cubesat buatannya sebelum peluncurannya di Jakarta, Selasa (21/6/12022). Satelit kecil pertama buatan ilmuwan muda Indonesia yang merupakan hasil kolaborasi dari PSN, Kementerian Komunikasi dan Informatika, ORARI, Pudak Scientific, Pusteksat LAPAN dan BRIN itu kemudian akan segera diserahkan kepada Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA) untuk diluncurkan pada November 2022 dan dilepaskan dari International Space Station (ISS).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA-- Satelit nano pertama Indonesia, yakni Surya Satelit-1 (SS-1) sukses masuk ke dalam lingkaran orbit luar angkasa dari Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). Mengorbitnya SS-1 yang pengembangannya didukung oleh PT Pasifik Satelit Nusantara itu menjadi sejarah bagi industri satelit nasional, karena merupakan satelit nano pertama buatan anak muda Indonesia di dalam negeri yang mengangkasa ke lingkaran orbit.

CEO Pasifik Satelit Nusantara Adi Rahman Adiwoso mengatakan keberhasilan SS-1 dapat meningkatkan pengembangan dan pemanfaatan satelit komunikasi di Indonesia. Potensi itu karena SS-1 dapat diakses secara umum digunakan kepentingan yang bersifat non komersial dan pengembangan ilmu pengetahuan keantariksaan yang lebih inklusif.

Baca Juga

“Kesuksesan SS-1 ini bisa menjadi titik balik dalam pengembangan industri satelit nasional. Kami mendukung penuh pengembangan satelit nano SS-1 karena bisa menjadi proyek percontohan dalam mendorong kemandirian industri satelit nasional, demi meningkatkan infrastruktur strategis berbasis satelit yang lebih canggih dan efisien di Indonesia. PSN memiliki visi agar teknologi satelit ini menjadi lebih inklusif dan bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,” ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (6/1/2023).

Pelepasan SS-1 ke orbit luar angkasa ini menjadi tahap akhir dari proses peluncuran satelit yang sebelumnya telah diluncurkan bersama misi Commercial Resupply Services yang ke-26 (CRS-26) yang dilakukan pada November 2022 lalu menggunakan roket Falcon 9 milik SpaceX di Florida, Amerika Serikat. Satelit SS-1 akan menempati titik orbit 380-420 km dengan inklinasi 51.6 derajat.

Satelit SS-1 rencananya akan menjadi satelit open source dan bisa diakses secara umum. Tujuannya untuk mempelajari perilaku komunikasi dengan memanfaatkan frekuensi yang dikirimkan melalui satelit. 

“Dengan dibukanya akses frekuensi ini, SS-1 bisa menjadi learning point bagi seluruh pemangku kepentingan satelit di Indonesia,” ucapnya.

Sementara itu, Ketua Tim Pengembangan SS-1 Setra Yoman Prahyang menambahkan keberhasilan peluncuran satelit nano ini memungkinkan peningkatan kemampuan komunikasi pesan teks secara real-time melalui frekuensi radio. Selain itu, Berhasilnya pembangunan satelit ini juga bisa menjadi benchmark bagi misi satelit Indonesia lain di Indonesia, sehingga lebih banyak misi inovatif lain yang bisa dikembangkan generasi muda Indonesia berikutnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement