Jumat 06 Jan 2023 00:01 WIB

BRIN dan Unhas Sinergi Kaji Keragaman Cabai Katokkon

Ini sebagai upaya mengembangkan dan melestarikan cabai lokal seperti cabai katokkon.

Cabai (ilustrasi). Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Universitas Hasanuddin (Unhas) bekerja sama mengkaji keragaman dan karakteristik cabai katokkon dari Toraja guna mendukung upaya pengembangan dan pelestarian cabai lokal.
Foto: ANTARA FOTO/Syaiful Arif
Cabai (ilustrasi). Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Universitas Hasanuddin (Unhas) bekerja sama mengkaji keragaman dan karakteristik cabai katokkon dari Toraja guna mendukung upaya pengembangan dan pelestarian cabai lokal.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Universitas Hasanuddin (Unhas) bekerja sama mengkaji keragaman dan karakteristik cabai katokkon dari Toraja guna mendukung upaya pengembangan dan pelestarian cabai lokal.

"Tujuan dari dilakukannya kerja sama adalah sebagai kajian terhadap keragaman genetik berbasis molekuler dan morfoagronomis untuk mendapatkan cabai katokkon asal Toraja yang memiliki karakteristik tahan terhadap penyakit sebagai keunggulannya," kata Kepala Pusat Riset Rekayasa Genetika BRIN Ratih Asmana Ningrum sebagaimana dikutip dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Kamis (5/1/2023).

Baca Juga

Hasil kajian bersama mengenai keragaman dan karakteristik cabai katokkon nantinya akan digunakan sebagai dasar dalam pengembangan varietas cabai lokal katokkon.

Cabai katokkon yang berasal dari dataran tinggi Toraja di Provinsi Sulawesi Selatan memiliki bentuk, rasa, dan aroma yang khas. Kandungan capsaicin, zat aktif yang menimbulkan rasa pedas dan panas, pada cabai katokkon tergolong tinggi.

Selain dikonsumsi, cabai katokkon juga digunakan dalam upacara adat dan keagamaan di Sulawesi Selatan. Namun, kegiatan budi daya dan pengembangan cabai katokkon sampai saat ini masih terbatas, hanya dilakukan oleh penduduk lokal di Sulawesi Selatan, terutama di Kabupaten Tana Toraja dan Toraja Utara. Oleh karena itu, upaya pengembangannya dan pelestarian cabai katokkon perlu ditingkatkan agar komoditas tersebut bisa dimanfaatkan secara berkelanjutan.

Selain menjalin kerja sama untuk mengkaji keragaman dan karakteristik cabai katokkon, Pusat Riset Rekayasa Genetika Organisasi Riset Hayati dan Lingkungan BRIN melakukan kajian sifat genetik tanaman cabai untuk perbaikan sifat tanaman agar cabai lebih tahan simpan. "Kita akan melihat keragaman dan karakterisasi lebih lanjut mengenai tanaman pangan lokal. Kami di PRRG BRIN juga memiliki kegiatan riset cabai sehingga nanti dapat diintegrasikan di dalam kegiatan riset cabai," kata Ratih.

Kerja sama pengkajian keragaman dan karakteristik cabai katokkon merupakan bagian dari upaya untuk mendukung Climate Resilence Agriculture Innovation and Investigation Program yang dijalankan Unhas bersama lembaga swadaya masyarakat dan petani cabai di Toraja.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement