Jumat 06 Jan 2023 02:32 WIB

Teknologi di Balik Peningkatan Produksi Migas RI

Teknologi digitalisasi mulai dikembangkan dalam pengelolaan Blok Rokan.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Natalia Endah Hapsari
Pekerja melakukan pengecekan pompa angguk yang beroperasi di Lapangan Duri, yang merupakan salah satu lapangan injeksi uap terbesar di dunia di Blok Rokan, Riau, (ilustrasi)..
Foto: ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Pekerja melakukan pengecekan pompa angguk yang beroperasi di Lapangan Duri, yang merupakan salah satu lapangan injeksi uap terbesar di dunia di Blok Rokan, Riau, (ilustrasi)..

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menekankan pentingnya pemanfaatan teknologi dan digitalisasi dalam pengelolaan Blok Rokan untuk meningkatkan produksi minyak dan gas bumi (migas). Hal tersebut disampaikan Jokowi dalam keterangannya usai meninjau Kawasan PT Pertamina Hulu Rokan Dumai, Kota Dumai, Provinsi Riau, Kamis (5/1/2023).

“Yang pertama teknologi harus digunakan, digitalisasi harus juga digunakan untuk memonitor. Di sini saya lihat tadi sudah mulai pergerakan setiap alat-alat berat, alat pengeboran yang ada bisa dimonitor dengan monitor digital, ini yang baik,” kata Jokowi, dikutip dari siaran pers Istana.

Baca Juga

Menurut Jokowi, Pertamina memiliki peran penting dalam meningkatkan lifting minyak nasional karena memproduksi 70 persen minyak yang ada di Indonesia. Karena itu, Jokowi meminta agar nantinya pengelolaan yang telah dilakukan di Blok Rokan juga dapat diterapkan di Blok Mahakam.

“Kalau ini nanti berhasil, saya minta juga Blok Mahakam juga dikelola dengan manajemen yang sama karena tugas Pertamina yang memproduksi minyak 70 persen dari produksi yang ada di negara kita,” ucapnya.

Sementara itu dalam kesempatan terpisah, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengatakan, saat ini PT Pertamina Hulu Rokan telah mulai mengembangkan digitalisasi dalam pengelolaan Blok Rokan.

“Kita semua ini mengembangkan digitalisasi, sehingga setiap aktivitas, setiap tahapan ini semuanya diatur secara digitalisasi online. Jadi kami bukan hanya memonitor data, tetapi melakukan proses-proses prediktif dan juga malah preskriptif. Jadi ketika kemudian ada sumur yang bermasalah harus melakukan pemeliharaan ini, kami mengetahui betul apa yang harus dilakukan,” kata Nicke.

Selain digitalisasi, Nicke mengungkapkan nantinya juga akan menerapkan penggunaan sejumlah teknologi baru yang belum pernah digunakan sebelumnya guna mendorong tingkat produksi migas.

“Jadi selain yang memang telah dilakukan sebelumnya seperti waterflood, steamflood, kita akan melakukan chemical EOR dan juga unconventional drilling yang ini kita yakini bisa memberikan cadangan yang akhirnya akan menjadi produksi yang besar,” ucap Nicke.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement