REPUBLIKA.CO.ID, LAS VEGAS – Acara teknologi terbesar Consumer Electronics Show (CES) kembali digelar di Las Vegas, Amerika Serikat (AS). Dalam acara ini, perusahaan memiliki kesempatan untuk memamerkan gawai mereka ke pasar global.
Namun, di tahun ini akan ada negara yang tidak bisa unjuk gigi, yaitu Rusia. CES tidak akan menampilkan perusahaan Rusia mana pun yang memamerkan produk mereka mulai dari 5 hingga 8 Januari. Kebijakan ini merupakan dampak dari invasi ke Ukraina pada Februari tahun lalu.
Perwakilan dari Asosiasi Teknologi Konsumen (CTA) mengatakan larangan tersebut hanya memengaruhi satu calon peserta pameran meskipun mereka tidak mengungkapkan jumlah perusahaan teknologi Rusia yang ikut serta dalam acara tersebut selama beberapa tahun terakhir. Pada 24 Februari 2022, Rusia mulai menginvasi Ukraina.
Insiden itu telah memicu kemarahan dari beberapa negara di seluruh dunia. Sejak itu, AS, Kanada, Uni Eropa, dan negara-negara lain telah memberlakukan sanksi terhadap Rusia. Salah satu di antara pihak yang mengkritik invasi Rusia ke Ukraina adalah presiden dan CEO CTA Gary Shapiro.
Dia menyebut serangan Rusia tragis dan ilegal. Dalam CES tahun ini, dia mengungkapkan akan ada perusahaan Ukraina yang memamerkan teknologi mereka. Larangan Rusia dari CES tidak dipengaruhi oleh kebijakan hukum AS, tetapi kebijakan yang berasal dari organisasi tersebut.
Dia menambahkan beberapa perusahaan Rusia meminta untuk ikut serta dalam acara tersebut. Namun, organisasi mengatakan mereka dapat pindah ke negara lain jika mereka ingin menjadi peserta pameran.
Dilansir Tech Times, Kamis (5/1/2023), CES 2023 diperkirakan akan menyambut sekitar 10 ribu peserta setelah berakhir pada Ahad (8/1/2023). Acara dimulai pada Selasa malam tetapi akan dibuka secara resmi pada Kamis yang akan menampilkan startup kecil dan beberapa perusahaan teknologi terbesar yang memperkenalkan produk baru mereka.