REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kebocoran data masih menjadi isu keamanan yang paling sering terjadi. Rentannya keamanan data pribadi di dunia maya pun kini seakan sudah menjadi risiko bagi setiap individu yang berkegiatan di ruang digital.
Dikutip dari Cybernews, bulan lalu, sebuah database yang berisi nomor ponsel dari hampir 500 juta pengguna Whatsapp diduga bocor dan siap untuk dijual. Penjual mengeklaim, mereka dapat menawarkan nomor telepon pengguna dari 84 negara.
Diperkirakan, sekitar 130.331 nomor telepon dari Indonesia masuk dalam daftar kebocoran kali ini. Sedangkan, database nomor telepon terbanyak dari Mesir, yakni sebanyak 44,8 juta nomor.
Dalam perkembangannya, Whatsapp kemudian membantah adanya kebocoran data tersebut. Meski demikian, para pengguna aplikasi perpesanan instan, kini makin dituntut berhati-hati setiap kali berinteraksi di dalam platform.
Sebab, saat data ini berakhir di tangan yang salah, penipu berpotensi melakukan berbagai jenis serangan, mulai dari panggilan spam hingga phishing suara. Risiko privasi adalah perhatian utama lainnya.
Bagi para penjahat dunia maya, memiliki nomor telepon calon korban, akan secara signifikan meningkatkan peluang serangan yang berhasil. Karena sebagian besar layanan daring mengharuskan memasukkan nomor telepon bersama dengan data pribadi lainnya, seperti nama, alamat surel, dan detail perbankan lainnya.
Doxing atau pembocoran data pribadi, cyberbullying, pemerasan, hingga pemerasan adalah beberapa potensi ancaman siber yang mungkin dihadapi para korban. Lead Security Researcher Global Research & Analysis Team dari Kaspersky Victor Chebyshev memberikan beberapa saran agar kita tetap aman dalam berkomunikasi melalui aplikasi perpesanan instan.
Berikut ini di antaranya:
1. Sembunyikan data dari semua orang, kecuali yang terdapat di daftar kontak Anda di pengaturan privasi Whatsapp.
2. Berhati-hatilah dan perhatikan panggilan dan pesan dari nomor yang tidak dikenal.
3. Aktifkan autentikasi dua faktor jika belum diaktifkan sehingga para penipu tidak akan dapat menggunakan nomor kita untuk tujuan berbahaya, seperti mengambil alih akun kita.
4. Jangan pernah membuka tautan mencurigakan yang dikirim oleh siapa pun karena mungkin ada berkas (file) berbahaya yang dilam pirkan di dalamnya. Selain itu, tautan juga berpotensi akan meng hubungkan kita ke konten penipuan.