Kamis 15 Dec 2022 07:22 WIB

Waspada, Ini Trik Penjahat Siber untuk Menipu Anda Saat Belanja Online

Kemudahan belanja online membutuhkan kewaspadaan.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Dwi Murdaningsih
Belanja Online. Ilustrasi
Foto: Istimewa
Belanja Online. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Belanja online kini menjadi bagian dari seluruh hidup kita. Hanya dengan beberapa klik, akan ada orang yang mengantar pesanan kita langsung ke depan rumah.

Namun, kemudahan ini membutuhkan banyak kewaspadaan. Bukan hanya toko dan layanan online yang mengejar uang Anda, tetapi juga para scammers. Kaspersky akan berbicara tentang trik penjahat dunia maya dan cara melindungi dana Anda saat berbelanja online sebelum berakhirnya 2022.

Baca Juga

Pencurian Akun

Dalam siaran pers yang diterima Republika, Rabu (14/12/2022), penyerang senantiasa menargetkan akun pengguna dalam layanan yang terkait dengan e-commerce. Mengapa? Penyerang ingin mendapatkan akses ke kartu pembayaran yang ditautkan ke akun dan bersenang-senang dengan dana yang Anda miliki. Tanpa diragukan lagi, konsekuensi dari pembajakan akun adalah dapat menyebabkan kerugian moneter langsung.

Tentu saja, ada kasus yang lebih kompleks ketika akun yang diretas digunakan untuk berbagai skema penipuan. Contohnya untuk menipu pengguna lain atau layanan online, serta untuk mencuci dan mencairkan dana.

Artinya, jika akun Anda yang diretas digunakan untuk aktivitas ilegal, tidak serta merta mengakibatkan kerugian uang secara langsung. Namun, reputasi Anda juga turut dipertaruhkan dengan semua ketidaknyamanan yang menyertainya.

Phishing

Menerima email tentang giveaway atau pemberitahuan menakutkan tentang akun yang ditangguhkan? Apa pun yang Anda lakukan, jangan klik apa pun: mungkin scammer memburu kredensial Anda. Inilah cara penjahat dunia maya memikat pengguna Amazon ke halaman phishing menggunakan poin bonus yang harus segera diuangkan. Jika pengguna mengklik tautan dan memasukkan data pribadi mereka, ini langsung menuju ke scammers.

Malware

Phishing bukan satu-satunya cara untuk mencuri akun dan data pribadi. Menggunakan Trojan perbankan, penjahat dunia maya dapat memalsukan layar login dan mengetahui kredensial atau mengarahkan Anda ke situs palsu yang akan memberikan informasi kepada mereka atas apapun yang Anda masukkan.

Wi-Fi Publik

Di dunia sekarang ini, Anda dapat berbelanja online di mana saja. Tidak jarang, misalnya, orang pergi ke mal untuk mencoba produk secara langsung, lalu memesannya secara online dengan harga yang lebih murah. Terlebih lagi, mereka dapat melakukan pemesanan menggunakan Wi-Fi gratis mal yang sama. Inilah momen dimana para scammer menerkam para pemburu diskon besar-besaran.

Faktanya adalah saat melakukan pembelian secara online, Anda mengirim dan menerima banyak informasi berharga, termasuk detail akun pribadi. Siapa pun dengan keterampilan yang tepat dan akses ke jaringan yang sama dapat mengintai data ini. Dalam kasus Wi-Fi gratis mal, mungkin ada puluhan, bahkan ratusan orang asing yang terhubung ke jaringan yang sama, beberapa di antaranya mungkin berada di sana untuk maksud berbahaya.

Tetapi, bahkan di Wi-Fi rumah, keamanan tetap menjadi masalah, terutama jika Anda tidak pernah mengubah kata sandi router dan tidak yakin protokol enkripsi mana yang digunakan jaringan. Semua ini dapat membuat pintu terbuka bagi para penjahat dunia maya.

Kebocoran toko online

Sayangnya, ada lebih banyak cara untuk kehilangan data Anda. Toko online pun tidak luput, dan terkadang membocorkan database akun pengguna. Bagi para penipu online, data seperti itu adalah sebuah harta karun. Jika Anda menggunakan kata sandi yang sama untuk layanan yang berbeda, penyerang akan memiliki akses ke semuanya.

Website Palsu

Terutama bagi scammers kreatif yang membuat situs mereka sendiri untuk meniru layanan belanja online asli. Beberapa pemalsuan ini adalah bentuk penipuan yang digunakan untuk mengambil uang korban tanpa memberikan barang atau jasa yang dijanjikan. Sebagai keuntungan lain, mereka juga dapat mencuri data dari kartu pembayaran.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement