REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Menurut sebuah laporan baru dari keluarga, perusahaan game, dan pakar China, pembatasan game ketat yang diterapkan, tampaknya membuahkan hasil. Anak-anak kini bermain game dengan waktu lebih sedikit.
Selain itu, pembayaraan game dari rekening bank orang tua juga menurun. Laporan tersebut menemukan 75,49 persen anak-anak sekarang bermain game kurang dari tiga jam per pekan, berbeda dari 67,76 persen pada tahun 2021.
Laporan tersebut menggunakan data ini untuk menunjukkan bahwa kecanduan game di kalangan anak-anak pada dasarnya teratasi. Selain berkurangnya waktu bermain game, pembayaran terkait game juga turun.
Laporan itu mengatakan 30 persen anak-anak telah menurunkan pembayaran game mereka pada tahun lalu dan pembayaran tidak sah dari rekening bank orang tua turun menjadi 15,43 persen pada tahun 2022 dari 28,61 persen pada tahun 2021.
Dilansir Neowin, Kamis (24/11/2022), pembatasan jumlah jam anak bermain video game di China memengaruhi 90 persen anak bermain game. Trik melewati blok menggunakan informasi orang tua mereka juga mulai kurang berhasil ketika sistem verifikasi wajah diterapkan.
Laporan tersebut menemukan bahwa anak-anak yang masih kecanduan game menonton video pendek dan video online saat waktu bermain mereka habis. China dan negara lain, telah mencoba mengatasi kecanduan game selama bertahun-tahun.
Pada tahun 2018, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengkategorikan kecanduan game sebagai masalah kesehatan mental dan menyarankan agar mereka yang terkena dampaknya membatasi waktu bermain game dan bermain di luar.