Selasa 22 Nov 2022 19:46 WIB

Badan Geologi: Bebatuan tak Solid Perkuat Guncangan Gempa Cianjur

Kabupaten Cianjur merupakan daerah dengan tingkat kerawanan gempa bumi tinggi.

Warga melewati jalan yang rusak akibat gempa di Desa Sarampad, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Selasa (22/11/2022). Gempa di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, mengakibatkan sejumlah rumah dan jalan rusak parah di Desa Sarampad. Akibatnya, kendaraan tidak bisa melintas untuk membawa bantuan bagi warga terdampak.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Warga melewati jalan yang rusak akibat gempa di Desa Sarampad, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Selasa (22/11/2022). Gempa di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, mengakibatkan sejumlah rumah dan jalan rusak parah di Desa Sarampad. Akibatnya, kendaraan tidak bisa melintas untuk membawa bantuan bagi warga terdampak.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Geologi menyatakan bahwa karakteristik bebatuan yang ada di bawah bangunan sekitar kawasan terdampak tidak cukup solid sehingga membuat guncangan gempa di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, semakin kuat. "Tanah atau batuannya kurang terkonsolidasi karena batuannya relatif muda. Di mana bila terjadi suatu gempa, ini akan memperkuat efek dari guncangan gempa," kata Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM Hendra Gunawan dalam konferensi pers yang diikuti secara daring di Jakarta, Selasa (22/11/2022).

Hendra mengatakan, selain dikarenakan bebatuan yang masih muda, berdasarkan hasil pemetaan Badan Geologi melalui PVMBG, Kabupaten Cianjur merupakan salah salah satu daerah dengan tingkat kerawanan gempa bumi tinggi.

Baca Juga

"Terlebih informasi dari BMKG, sumber gempanya merupakan gempa bumi dangkal yang tidak jauh dari patahan aktif sesar baribis, sehingga tidak heran kalau cukup terdampak oleh guncangan dari gempa," katanya.

Menurut dia, Badan Geologi akan terus mencari penyebab pasti terjadinya gempa tersebut. Hanya saja, saat ini tenaga ahli di bidang gempa bumi yang dimiliki Badan Geologi belum cukup seimbang untuk menangani keseluruhan wilayah terdampak. Dengan demikian, pihaknya akan melakukan kolaborasi dan bersinergi bersama pihak-pihak terkait untuk memperkuat penanganan mitigasi.

"Hal ini menjadi misi Badan Geologi secara umum untuk berkolaborasi dengan pihak-pihak yang bisa memperkuat dalam penanganan mitigasi baik dengan BRIN maupun akademisi, mengingat jangkauan pekerjaan khususnya di bidang gempa bumi atau longsor di seluruh Indonesia dengan tenaga ahli belum cukup seimbang," ujar dia.

Sembari mencari tahu lebih pasti terkait penyebab dan dampak berkelanjutan dari gempa bumi itu, ia bersama tim akan melakukan pemetaan daerah berdasarkan tingkatan risiko rendah atau tinggi melalui beberapa metode yang berkaitan dengan pergerakan tanah.

"Banyak metode-metode yang bisa dieksplorasi ke depannya, sehingga bisa mengantisipasi gerakan tanah termasuk dalam hal ini early warning systemuntuk gempa bumi," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement