REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berang-berang merupakan mamalia yang memiliki kemampuan membangun sarang atau bendungan di sungai, danau, hingga lahan basah lainnya. Kehadiran berang-berang di sungai ternyata juga membawa manfaat tersendiri bagi keberlangsungan sungai yang menjadi habitat mereka.
Menurut sebuah studi yang dilakukan tim peneliti dari Stanford University, kehadiran berang-berang bisa melindungi sungai-sungai yang terancam oleh perubahan iklim. Salah satunya adalah sungai-sungai yang mulai mengalami kekeringan.
Menurut studi yang dipublikasikan dalam jurnal Nature Communications ini, berang-berang memiliki kebiasaan untuk menggali saluran air dan membuat kolam ketika habitat yang mereka tinggali mengering. Tindakan berang-berang ini ternyata berperan besar dalam mengendalikan aliran sungai dan meningkatkan kualitas air, sehingga dampak kerusakan akibat perubahan iklim di sungai bisa berkurang.
"Tanpa sepengetahuan kita, sebelum penelitian ini dilakukan, pengaruh besar dari aktivitas berang-berang terhadap kualitas air telah menjadi perlawanan yang positif terhadap perubahan iklim," ujar peneliti senior dari Stanford University, Prof Scott Fendorf, seperti dilansir People, Sabtu (19/11/2022).
Studi ini dilakukan di sungai-sungai pegunungan yang terletak di Colorado. Studi ini menemukan bahwa bendungan yang dibangun oleh berang-berang turut berperan dalam meningkatkan ketinggian air di hulu. Air di hulu inilah yang mengalir ke tanah-tanah di sekitarnya dan juga saluran air sekunder atau zona riparian.
Zona riparian adalah zona yang berperan sebagai penyaring. Di zona ini, beragam kontaminan dari air sungai akan tersaring sebelum air tersebut mengalir ke saluran air utama di hilir.
Berdasarkan studi, bendungan berang-berang dapat menyaring kandungan nitrat di air hingga hampir 50 persen. Penyaringan ini membuat kandungan oksigen di dalam air turut meningkat. Akibatnya, beragam organisme di dalam air bisa mendapatkan oksigen yang lebih banyak.
Manfaat bendungan yang dibangun oleh berang-berang ini juga bisa dirasakan dalam jangka waktu yang cukup panjang, hingga beberapa tahun ke depan. Manfaat ini akan semakin terasa ketika musim panas yang menurunkan kualitas air tiba.
"Berang-berang melawan penurunan kualitas air dan memperbaiki kualitas air dengan memproduksi simulasi hidrologi ekstrim yang mengecilkan dampak dari perubahan iklim," lanjut Prof Fendorf.