REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Apa hubungannya perubahan iklim dan kelaparan massal? Pertanian gagal panen, migrasi penduduk akibat pemanasan global telah jadi ancaman bencana kelaparan. Untuk itu, Mesir dan FAO luncurkan inisiatif.
Mesir, yang menjabat sebagai Presiden Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perubahan Iklim COP27 beserta Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) meluncurkan program "Pangan dan Pertanian untuk Transformasi Berkelanjutan atau FAST”. Inisiatif baru ini diharapkan akan meningkatkan kontribusi pendanaan iklim untuk pertanian dan sistem pangan untuk mendukung komunitas yang paling rentan.
Inisiatif ini akan didukung oleh negara-negara lain melalui kemitraan pemangku kebijakan. Kerja sama ini akan memastikan sistem pangan diperkuat melalui kebijakan iklim yang berkontribusi pada tindakan nyata dalam mendukung adaptasi dan ketahanan pangan dan ekonomi.
Transformasi di bidang pertanian
Dari berbagai riset diketahui perubahan iklim juga berpengaruh pada bidang pertanian. Berbagai bencana seperti banjir, erosi, perubahan cuaca, dan sebagainya yang menyebabkan gagal panen dan migrasi korban perubahan iklim.
Bangladesh dan Pakistan baru-baru ini terpukul akibat banjir yang menyebabkan gagal panen dan pengungsian akibat bencana tersebut.
Berbicara tentang peluncuran inisiatif FAST, Presiden COP27 H.E. Sameh Shoukry mengatakan dampak perubahan iklim secara tidak berimbang berdampak pada komunitas yang rentan di seluruh dunia.
"Untuk mengatasi ketidakseimbangan ini, kita perlu mengembangkan pertanian dan sistem pangan yang berkelanjutan dan memenuhi kebutuhan mendesak negara-negara berkembang pengimpor pangan. Melalui inisiatif FAST, kami akan memobilisasi dunia untuk membuka aliran keuangan guna meningkatkan ketahanan iklim dan menerapkan transformasi yang sangat dibutuhkan di seluruh sistem pangan pertanian.”