Selasa 15 Nov 2022 16:46 WIB

Sampah Makanan Masih Jadi Tantangan untuk Perangi Perubahan Iklim

Sampah makanan berakhir di TPA dan menghasilkan emisi gas.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Dwi Murdaningsih
Sampah makanan (ilustrasi).
Foto:

Rolle menyatakan, badan-badan PBB dan nirlaba yang menghadiri COP27 akan meminta pemerintah pada 16 November untuk memperbarui janji. Mereka juga harus memberikan laporan kemajuan pada pertemuan puncak tahun depan di Dubai.

Menurut perkiraan independen menjelaskan, lima pemboros makanan terbesar per kapita, setidaknya AS, Australia, dan Selandia Baru telah meningkatkan pemborosan makanan sejak 2015, meski dibantah oleh pemerintah mereka. 

Laporan oleh firma riset Katar, Selandia Baru menunjukan persentase makanan rumah tangga yang dibuang ke tempat sampah naik menjadi 13,4 persen pada 2022 dari 8,6 persen pada 2021. Juru bicara Kementerian Lingkungan Selandia Baru mengatakan, negara sedang menyelesaikan estimasi limbah makanan dasarnya sehingga dapat menetapkan target.

Sedangkan juru bicara dari Kanada, Australia, dan Irlandia juga mengatakan negaranya berkomitmen untuk tujuan tersebut. Namun mereka tidak mengatakan kemajuan apa yang telah dicapai sejauh ini.

 

Organisasi yang melacak kemajuan negara The Waste and Resources Action Programme menunjukan, Inggris mengurangi limbah makanan sebesar 27 persen antara 2007-2018. Kampanye yang dilakukan untuk menghasilkan itu termasuk menghilangkan tanggal "best by" pada kemasan, mendistribusikan kembali makanan yang tidak terpakai untuk amal, dan pendidikan publik tentang perencanaan makan. 

sumber : reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement