REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Twitter Inc menghentikan layanan berlangganan centang biru 8 dolar AS yang baru-baru ini diumumkan usai banyak akun palsu. Pemilik baru Twitter, Elon Musk menarik kembali rencananya untuk mengkomersialisasikan akun resmi.
Tanda centang biru sebelumnya disediakan untuk akun terverifikasi dari politisi, tokoh terkenal, jurnalis, dan tokoh masyarakat lainnya. Tetapi opsi berlangganan, terbuka untuk siapa saja yang bersedia membayar, diluncurkan awal pekan ini untuk membantu Twitter meningkatkan pendapatan saat Musk berjuang untuk mempertahankan pengiklan.
Kekacauan terjadi selama dua minggu di Twitter sejak Musk menyelesaikan akuisisi senilai 44 miliar dolar AS. Musk telah memecat hampir setengah dari karyawan Twitter, memecat dewan dan eksekutif seniornya, dan meningkatkan prospek kebangkrutan Twitter. Komisi Perdagangan Federal AS mengatakan pada Kamis lalu bahwa pihaknya menyaksikan Twitter dengan "keprihatinan yang mendalam."
Beberapa pengguna melaporkan pada Jumat (11/11/2022) bahwa opsi berlangganan baru untuk tanda centang biru verifikasi telah menghilang, sementara sebuah sumber mengatakan kepada Reuters bahwa penawaran tersebut telah dibatalkan. Pihak Twitter tidak membalas permintaan komentar.
Dilansir Aljazirah, Sabtu (12/11/2022), akun palsu yang mengaku sebagai nama-nama besar telah muncul dengan centang biru sejak peluncuran, termasuk Tesla dan SpaceX milik Musk, serta Roblox, Nestle, perusahaan farmasi Eli Lilly, dan Lockheed Martin. “Untuk memerangi peniruan identitas, kami telah menambahkan label 'Resmi' ke beberapa akun,” cicit akun dukungan Twitter yang memiliki tanda “resmi” pada Jumat.
Label tersebut awalnya diperkenalkan pada Rabu tetapi kemudian dihapus oleh Musk beberapa jam kemudian.
Pembuat obat Eli Lilly and Co meminta maaf setelah akun palsu mencicit bahwa insulin akan gratis, di tengah reaksi politik dan pengawasan harga obat yang tinggi. "Kami meminta maaf kepada mereka yang menerima pesan menyesatkan dari akun Lilly palsu," kata perusahaan itu, mengulangi nama akun Twitternya.
Beberapa cicitan menyesatkan tentang Tesla dari akun terverifikasi dengan foto profil yang sama dengan akun resmi perusahaan juga beredar di platform tersebut.
“Twitter telah, selama beberapa tahun terakhir, berupaya memperbaiki (misinformasi) itu. Dan sepertinya Elon Musk telah menghancurkannya dalam hitungan minggu,” kata AJ Bauer, seorang profesor di University of Alabama.