Rabu 09 Nov 2022 21:12 WIB

Pompa Panas Bantu Perusahaan Eropa Bertahan di Tengah Krisis Energi

Pompa panas memiliki berbagai manfaat bagi perusahaan cokelat, keju hingga batu bara.

Seorang pekerja berjalan di samping ketel di pabrik R-CUA perusahaan Prancis, di Strasbourg, Prancis timur, Jumat, 7 Oktober 2022. Krisis energi Eropa dan memburuknya masalah iklim telah mempercepat upaya perusahaan, dan sekarang bertujuan untuk meninggalkan semua penggunaan bahan bakar fosil dan mengandalkan 100% pada energi daur ulang pada tahun 2050.
Foto:

Berguna untuk keringkan batu bata

Produksi batu bata adalah pekerjaan yang intensif energi yang melibatkan pencampuran lempung, tanah liat dan pasir dengan air, membentuk batu bata dan kemudian mengeringkannya. Setelah itu, adonan ini akan dibakar dalam tungku pada suhu hingga 1.000 derajat Celcius.

Namun, sejak 2019 sebuah pabrik batu bata di Kota Uttendorf, Austria, telah menggunakan udara buangan dari tungku untuk menyalakan pompa panas bersuhu tinggi untuk mengeringkan batu bata. Langkah ini tampaknya telah memangkas penggunaan gas sebanyak 30 persen dan telah menghasilkan 2.000 hingga 3.000 ton lebih sedikit emisi CO2 per tahun.

Pabrik tersebut dioperasikan oleh Wienerberger AG, produsen batu bata terbesar di dunia, yang memiliki lebih dari 200 lokasi produksi di 28 negara. Wienerberger juga berencana memasang pompa panas bersuhu tinggi di Polandia, Inggris, dan Belanda. Di pabrik mereka di Uttendorf, tungku listrik juga akan segera menggantikan tungku gas.

Jerman akan bangun pompa panas terbesar di dunia

Perusahaan kimia multinasional Jerman, BASF, berencana memasang salah satu pompa panas terbesar di dunia dengan output 120.000 kilowatt di pabrik utamanya di Ludwigshafen, Jerman.

Pompa ini akan menggunakan limbah panas dari sistem pendingin air di pabrik itu sendiri. Pompa tersebut bisa menghasilkan hingga 150 ton uap per jam, sangat mengurangi konsumsi gas alam dan memotong emisi CO2 hingga 390.000 ton per tahun. 

Bantu dekarbonisasi proses produksi

Di pabrik makanan dan pakan ternak di Pischelsdorf, Austria, grup produsen makanan internasional AGRANA menggunakan pompa panas bersuhu hingga suhu 160 derajat Celsius untuk mengekstraksi air dari gandum.

Tepung kering yang dihasilkan telah digunakan dalam industri makanan sebagai bahan pengikat dan pengental untuk saus, sup, dan puding.

Menurut lembaga penelitian Austria, AIT, pompa panas menyediakan sekitar 10 persen dari daya pemanas yang digunakan di pabrik ini. Pompa suhu tinggi seperti ini dapat diintegrasikan ke dalam pabrik yang ada di banyak tempat, menurut Veronika Wilk, ahli pompa panas industri di AIT.

Lebih dari sepertiga proses produksi di seluruh dunia dapat menggunakan teknologi ini di masa depan, misalnya di industri kertas, makanan, dan kimia.

"Penggunaan kembali panas limbah yang tidak terpakai sangat mengurangi kebutuhan bahan bakar fosil dan mengarah pada dekarbonisasi proses (industri)," ujar Wilk.

 

 

sumber: https://www.dw.com/id/bertahan-di-tengah-krisis-energi-berkat-pompa-panas/a-63495945

sumber : DW
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement