REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Twitter meluncurkan layanan Blue atau langganan verifikasi centang biru versi pemilik terbaru Elon Musk seharga 8 dolar AS atau sekitar Rp 124 ribu per bulan. Menurut deskripsi terbaru dari aplikasi Twitter yang muncul di Apple App Store, perusahaan menambahkan fitur baru.
Unggahan tersebut menyatakan Twitter Blue saat ini tersedia di iOS untuk wilayah Amerika Serikat (AS), Kanada, Australia, Selandia Baru, dan Inggris. "Mulai hari ini, kami menambahkan fitur baru yang hebat ke Twitter Blue dan akan segera hadir lebih banyak lagi. Dapatkan Twitter Blue seharga 7,99 dolar AS per bulan jika Anda mendaftar sekarang. Tanda centang biru: Kekuatan untuk orang-orang: Akun Anda akan mendapatkan tanda centang biru sama seperti selebriti, perusahaan, dan politisi yang sudah Anda ikuti,” kata deskripsi tersebut.
Pada Sabtu sore, pengguna terverifikasi yang ada tampaknya masih memiliki centang biru. Dalam sebuah cuitan, Musk menulis bahwa langganan Blue akan segera tersedia secara global. “Segera setelah kami mengonfirmasi itu berfungsi dengan baik di negara-negara awal dan kami telah menyelesaikan pekerjaan terjemahan. Secepatnya layanan akan diluncurkan di seluruh dunia," kata Musk.
Dilansir Business Insider, Ahad (6/11/2022), model langganan berbayar Musk diusulkan tak lama setelah dia berhasil membeli Twitter seharga 44 miliar dolar AS. Banyak orang yang mengkritik usulan Musk tersebut, termasuk selebriti seperti Lynda Carter dan Josh Gad serta organisasi media besar.
Deskripsi aplikasi Twitter yang diperbarui menyatakan berbagai fitur baru akan segera hadir, termasuk pengurangan jumlah iklan, kemampuan untuk memposting video yang lebih panjang, dan peringkat prioritas untuk konten berkualitas dalam peringkat dalam balasan, sebutan, dan pencarian. "Ini membantu menurunkan visibilitas penipuan, spam, dan bot," tulis postingan tersebut.
Dalam sebuah cuitan pada Sabtu, Musk menanggapi komentar kritis tentang langganan berbayar dari pencipta Dogecoin Shibetoshi Nakamoto. Musk mengatakan tujuannya adalah mengurangi jumlah akun terverifikasi. "Terlalu banyak akun bertanda centang terverifikasi yang diberikan sewenang-wenang. Pada kenyataannya, mereka tidak diverifikasi,” ujar dia.