Jumat 04 Nov 2022 14:15 WIB

Starlink, Layanan Internet Milik Elon Musk yang Penuh Kontroversi

SpaceX mulai meluncurkan satelit Starlink pada tahun 2019 silam.

Roket SpaceX Falcon 9 lepas landas dari Pad 39A di Kennedy Space Center, di Port Canaveral, Florida, Selasa malam, 9 Agustus 2022. Roket itu membawa 52 satelit Starlink.
Foto:

 

Mengapa Starlink begitu kontroversial?

Internet cepat bagi semua orang, di seluruh penjuru Bumi, memang terdengar begitu menjanjikan pada awalnya. Namun, tetap saja internet satelit Starlink sangat kontroversial.

Penyediaan layanan Starlink bagi rakyat Ukraina merupakan kesepakatan publik antara Elon Musk dan Mykhailo Fedorov, Wakil Perdana Menteri dan Menteri Transformasi Digital Ukraina, melalui akun Twitter pribadinya. Dengan kata lain, perjanjian ini terjadi tanpa debat publik, bahkan tanpa pengawasan pemerintah.

Muncul pula kekhawatiran tentang apa yang akan terjadi jika Musk menjual proyek Starlink miliknya kepada penawar tertinggi, setelah situasi perang selesai. Apa yang akan terjadi jika perusahaan swasta dengan sedikitnya pengawasan dari pemerintah seperti SpaceX, memiliki kendali atas jaringan yang membentang di Bumi ini?

Penumpukan satelit dan puing-puing luar angkasa

Ada kekhawatiran lainnya, bahwa SpaceX "memenuhi" orbit kita dengan satelit pribadinya. Satelit Sputnik pertama diluncurkan ke luar angkasa pada tahun 1957 dan sekitar 8.500 peluncuran satelit lainnya telah menyusul sejak itu.

Jaringan Starlink diperkirakan akan terus bertambah hingga mencakup 42.000 satelit di tahun-tahun mendatang. Hal ini dikhawatirkan para ahli akan memenuhi orbit Bumi, serta menempatkan satelit lainnya dalam bahaya dan juga menghambat para astronom untuk dapat melakukan pengamatan luar angkasa dari Bumi.

Selain itu, satelit Starlink juga telah dituduh dapat menyebabkan kekacauan luar angkasa karena hampir bertabrakan dengan satelit lainnya, akibat meningkatnya kepadatan di jalur orbit Bumi rendah (LEO).

Para ahli turut memperingatkan kemungkinan adanya penumpukan yang akan menyebabkan efek domino di ruang angkasa kita, jika kepadatan ini terus berlanjut. Walaupun secara otomatis, satelit telah dirancang untuk mengubah lintasannya agar menghindari kemungkinan tabrakan yang dapat memicu reaksi berantai, ketika satelit lainnya bereaksi terhadap pergeseran arah jalur lintasan.

Masalah lainnya adalah umur yang relatif pendek dari satelit Starlink Musk, yang telah berhenti beroperasi setelah sekitar lima tahun mengorbit. Alih-alih kembali ke Bumi, begitu satelit Starlink berhenti berfungsi, mereka akan tetap berada di luar angkasa yang menyebabkan meningkatnya jumlah penumpukan puing-puing ruang angkasa.

Beberapa satelit lamanya bahkan terbakar saat mencoba masuk kembali ke atmosfer Bumi, sementara satelit barunya harus terus-menerus diluncurkan ke luar angkasa untuk menghindari adanya celah kosong dalam jaringan.

 

 

 

sumber: https://www.dw.com/id/starlink-kunci-penting-bagi-pertahanan-ukraina/a-63460742

sumber : DW
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement