Jumat 14 Oct 2022 20:27 WIB

Huawei Gelar Pelatihan TIK di Sekolah Staf Presiden

Huawei berkomitmen terlibat langsung dalam pengembangan ekosistem TIK Tanah Air

Rep: Eric Iskandarsjah Z/ Red: Gita Amanda
Huawei terus berkomitmen untuk terlibat langsung dalam pengembangan ekosistem TIK di tanah air dengan berkolaborasi dengan berbagai pihak termasuk lembaga pemerintah seperti Kantor Staf Kepresidenan (KSP). (ilustrasi).
Foto: AP/Ng Han Guan
Huawei terus berkomitmen untuk terlibat langsung dalam pengembangan ekosistem TIK di tanah air dengan berkolaborasi dengan berbagai pihak termasuk lembaga pemerintah seperti Kantor Staf Kepresidenan (KSP). (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ilmu terkait teknologi informasi dan komunikasi (TIK) merupakan salah saatu ilmu yang penting bagi seorang staf presiden. Hal itu pun mendorong Huawei untuk menggelar pelatihan TIK di Sekolah Staf Presiden.

CEO Huawei Indonesia, Jacky Chen mengatakan, Huawei terus berkomitmen untuk terlibat langsung dalam pengembangan ekosistem TIK di tanah air dengan berkolaborasi dengan berbagai pihak termasuk lembaga pemerintah seperti Kantor Staf Kepresidenan (KSP).

"Pelatihan bersama KSP dan Huawei bertajuk “Digital Melayani” atau DILAN ini merupakan praktik baik untuk mendukung terciptanya generasi muda Indonesia yang memiliki jiwa kepemimpinan (leadership) serta pengetahuan teknologi yang mumpuni di era transformasi digital," ucap Jacky Chen dalam keterangan pers kepada Republika pada Jumat (14/10/2022).

Pelatihan yang diselenggarakan selama dua hari tersebut diikuti oleh 200 peserta program. Pelatihan TIK meliputi berbagai bidang, termasuk kepemimpinan digital, tren pengembangan teknologi digital terkini, serta peluang dan tantangan di era digital.

Kepala Kantor Staf Kepresidenan, Republik Indonesia, Jenderal TNI (Purn) Dr Moeldoko menyampaikan apresiasi kepada Huawei atas kolaborasi erat selama ini dalam mendukung pengembangan talenta digital Indonesia.

“Sebagai penyedia TIK global terkemuka, keahlian Huawei sangat berharga untuk memperluas pengetahuan para peserta pelatihan dan memperkaya keterampilan mereka. Kerja sama dengan pihak swasta ini penting untuk memenuhi kebutuhan sekitar 9 juta SDM mumpuni yang menguasai teknologi digital terdepan sampai tahun 2030. Mereka juga perlu dibekali dengan pengetahuan mengenai Kepemimpinan Digital, Budaya Digital, Ekosistem Digital, serta Kerja dan Bisnis Digital. Kami berharap semakin banyak pihak swasta lain dapat turut berpartisipasi dan berkontribusi melalui berbagai inovasi dan inisiatif lainnya,” kata Dr Moeldoko.

Director of Government Affairs Huawei Indonesia, Yenty Joman mengatakan, program pengembangan talenta digital Huawei juga membantu Pemerintah Indonesia mewujudkan berbagai kebijakan publik demi penguatan ekosistem digital sekaligus mengurangi kesenjangan akan SDM yang cakap digital agar dapat memenuhi kebutuhan industri.

“Pengembangan talenta digital yang dilakukan Huawei bersama dengan KSP ini selaras dengan tujuan pemerintah Indonesia dalam mengakselerasi pengembangan talenta digital yang berdaya saing secara global melalui berbagai terobosan kebijakan, serta tata kelola da pembinaan talenta nasional yang komprehensif, berkelanjutan, dan inovatif. Dalam persiapan SDM tersebut, perlu dukungan industri dan pengembang teknologi dalam membekali SDM agar menjadi talenta yang terampil dan cakap digital. Sebagai pengembang teknologi dan mitra industri, Huawei turut mengemban tanggung jawab untuk mendukung ketersediaan SDM digital yang mumpuni dan siap kerja," kata Yenty Joman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement