Ahad 09 Oct 2022 08:15 WIB

AI Bikin Headphone Bisa Baca Pikiran

Penggunaan AI pada headphone membuat pengguna tetap fokus.

Rep: Eric Iskandasjah Z/ Red: Friska Yolandha
Headphone Neurable
Foto: Neurable
Headphone Neurable

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Luasnya peran kecerdasan buatan tak hanya berhenti pada proses produksi dan playback. Karena, peran artificial intelligence (AI) juga telah merambah pada perangkat penyalur suara seperti headphone.

Dikutip dari Wearable Technologies pada Jumat (7/10/2022), penerapan AI dalam headphone kali ini lebih menekankan agar pengguna terbantu untuk tetap fokus. Hal ini dianggap cukup krusial karena saat seseorang dalam tekanan dan kehilangan fokus, maka seseorang tersebut membutuhkan waktu sekitar 11 menit untuk bisa kembali fokus.

Baca Juga

Penerapan AI dalam headphone itu sendiri dilakukan oleh sebuah perusahaan neurotechnology bernama Neurable. Headphones yang disebut dengan Enten itu sendiri bisa meningkatkan fokus penggunanya berkat bantuan brain-computer interface (BCI) devices.

Neurable CEO, Dr Ramses Alcaide mengatakan, teknologi BCI sendiri merupakan teknologi machine learning yang telah diterapkan dalam perangkat pengendali virtual reality (VR). "Kini teknologi machine learning itu kami terapkan dalam headphones agar membuat teknologi ini semakin bisa dirasakan manfaatnya oleh banyak orang," kata Ramses.

Headphone cerdas ini sendiri mengandalkan sensor yang akan membaca aktifvitas elektrik dalam otak penggunanya. Dengan begitu, saat pengguna merasa terganggu oleh suara bising di sekitar, maka BCI akan memerintahkan headphone tersebut untuk meningkatkan noise-canceling function sehingga pengguna bisa tetap fokus untuk melakukan suatu pekerjaan tertentu sambil mendengarkan musik.

Untuk menjaga kualitas suara, headphone ini pun melibatkan mantan Vice President of Product Bose. Rencananya, headphone itu akan diluncurkan tahun depan dengan harga sekitar 400 dolar AS.

Mantan mahasiswa University of Michigan, Adam Molnar mengatakan, pengembangan ini pun dianggap sebagai suatu terobosan yang sangat pesat karena tadinya sinyal elektrik pada otak hanya bisa dipindai menggunakan seperangkat peralatan laboratorium yang kompleks.

Pengembangan ini pun membuatnya kagum karena peran perangkat yang digunakanya enam tahun lalu itu kini bisa digantikan oleh sebuah sensor ringkas tapi tetap bisa melakukan pemindaian dengan akurat.

Menurutnya, pengembangan ini bisa dilakukan lewat tindakan penyeimbang. “Analogi terbaik adalah menganggap data sebagai bahan bakar untuk mobil Anda, jika Anda memiliki Ferrari, dan Anda menggunakan bahwa bakar yang tak berkualitas, maka mobil itu tak akan memiliki performa yang baik," kata Adam Molnar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement