Rabu 05 Oct 2022 15:35 WIB

Uni Eropa Diminta Berinvestasi pada Industri Video Game dan E-sport

CULT minta Uni Eropa membuat lingkungan yang lebih ramah bagi perusahaan game

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Christiyaningsih
Permainan game di telepon seluler. (ilustrasi)
Foto: EPA/Hendrik Schmidt
Permainan game di telepon seluler. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Komite Kebudayaan dan Pendidikan Parlemen Eropa (CULT) menyerukan resolusi yang mendorong Uni Eropa (UE) mengembangkan strategi video game. Resolusi tersebut diyakini dapat mengubah nasib industri video game dan e-sport di Eropa.

CULT meminta Parlemen Eropa untuk meningkatkan jumlah produksi video game di Eropa melalui lebih banyak pendanaan. Pada tahun 2022, program Creative Europe mengalokasikan 6 juta Euro atau sekitar Rp 90 miliar untuk mendanai produksi video game. Namun, CULT mengklaim jumlah tersebut masih belum cukup.

Baca Juga

Selain penambahan biaya untuk video game, ada opsi lain untuk mendorong industri itu. Misalnya, dengan mempertimbangkan keringanan pajak sebagai imbalan bagi perusahaan yang dapat atau memperluas perusahaan game di wilayah tersebut. Negara lain, seperti Australia dan Kanada memang melakukan insentif ini.

Jika UE tidak membuat lingkungan yang lebih ramah bagi perusahaan game, mereka akan mencari insentif di tempat lain. Selain itu, CULT berpendapat industri game Eropa terus bertahan dengan kurangnya bakat. Masalah ini sangat serius mengingat industri game bergantung pada inovasi.

Untuk mengembangkan bakat, baik untuk industri game dan Eropa secara keseluruhan, resolusi tersebut menegaskan bahwa video game harus dieksplorasi sebagai alat pengajaran. Selama Covid-19, industri game telah menunjukkan kepada Anggota Parlemen Eropa (MEP) sebagai satu-satunya industri kreatif dan budaya di Eropa yang tumbuh selama krisis.

Peningkatan ketahanan dan potensi pertumbuhan serta inovasi menjadi alasan anggota parlemen memperdebatkan dukungan dan pengawasan pemerintah yang lebih besar terhadap sektor ini. Dalam ekonomi global yang tidak pasti, anggota parlemen beralih ke video game untuk menumbuhkan lapangan kerja, PDB, dan jejak budaya UE.

Dilansir Venture Beat pada Rabu (5/10/2022), anggota Parlemen CULT termasuk pelapor komite Laurence Farreng dari Prancis menekankan video game dan e-sport memiliki potensi untuk berkontribusi pada soft power UE. Resolusi tersebut mendukung beberapa inisiatif untuk melestarikan, memamerkan, dan mempromosikan nilai-nilai, sejarah, dan keragaman Eropa.

Beberapa di antaranya termasuk pembentukan Observatorium Video Game Eropa untuk menyediakan data dan rekomendasi terkoordinasi bagi para pembuat keputusan, arsip untuk melestarikan game yang paling signifikan secara budaya, dan pembuatan label “Video Game Eropa” untuk membantu mendukung industri game UE.

Selain itu, resolusi tersebut akan memiliki implikasi yang luas untuk industri e-sport. Selama bertahun-tahun, e-sport telah berjuang untuk mendefinisikan dirinya sebagai olahraga atau tidak. Resolusi tersebut akan menyelesaikan perdebatan di Eropa dengan esports tidak akan diatur sebagai olahraga oleh UE.

Resolusi tersebut menyerukan untuk mengembangkan kerangka kerja yang akan mengatur pekerjaan pemain profesional, meminta jenis visa baru untuk pemain profesional dan pekerjaan lebih lanjut untuk memerangi doping dan pengaturan pertandingan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement