Rabu 05 Oct 2022 10:15 WIB

Ilmuwan Temukan Cacing Hama Lebah Dapat Urai Plastik

Dua zat dalam air liur cacing lilin diketahui mudah memecah jenis plastik yang umum.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Friska Yolandha
Larva ngengat.
Foto:

"Plastik tinggal di lingkungan untuk waktu yang lama. Akhirnya terurai menjadi partikel-partikel kecil, sehingga menjadi sumber partikel plastik mikro dan nano. Partikel plastik ini telah ditemukan di mana-mana, dari Antartika hingga hujan dan air keran, yang tidak hanya menyebabkan masalah lingkungan yang jelas tetapi merupakan masalah yang berkembang bagi kesehatan manusia," ujar Bertocchini.

Ide peneliti adalah untuk menghasilkan enzim air liur cacing secara sintetis, yang berhasil dilakukan untuk memecah sampah plastik. Bertocchini mengatakan, penggunaan miliaran cacing lilin untuk melakukan pekerjaan memiliki kelemahan termasuk menghasilkan karbon dioksida saat mereka memetabolisme polietilen.

"Dalam kasus kami, enzim mengoksidasi plastik, memecahnya menjadi molekul kecil. Ini menunjukkan skenario alternatif untuk menangani sampah plastik di mana plastik dapat terdegradasi dalam kondisi terkendali, membatasi atau akhirnya menghilangkan sama sekali pelepasan mikroplastik," kata rekan studi dan ahli ekologi dan matematika di CSIC Clemente Fernandez Arias.

Sebuah yayasan yang terkait dengan perusahaan rekayasa plastik Jerman Rochling membantu mendanai penelitian tersebut. Bertocchini adalah salah satu dari dua pemimpin perusahaan yang berbasis di Madrid bernama Plasticentropy yang bekerja untuk mengkomersialkan penggunaan enzim untuk memecah sampah plastik.

Pengejaran degradasi plastik dengan cara biologis atau biodegradasi sebelumnya difokuskan terutama pada mikroorganisme. Sejumlah mikroorganisme ditemukan untuk memecah plastik tetapi hanya memperlambat dan membutuhkan pra-perawatan, memperumit kepraktisan memanfaatkannya.

Polyethylene pertama kali dibuat pada 1933, murah, tahan lama, dan tidak berinteraksi dengan makanan. Sifat tersebut membuat plastik berguna untuk kemasan makanan dan tas toko kelontong, di antara bungkusan lainnya.

 

Konsumsi plastik telah melonjak di seluruh dunia selama tiga dekade terakhir, dengan ratusan juta ton per tahun berakhir sebagai sampah dan kurang dari 10 persen didaur ulang. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Maret menyetujui perjanjian penting untuk membuat perjanjian polusi plastik global pertama di dunia setelah pembicaraan di Nairobi. Kesepakatan ini mengikat secara hukum diselesaikan pada 2024.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement