Sabtu 01 Oct 2022 00:35 WIB

Google Matikan Layanan Game Stadia, Berikan Refund untuk Pemain

Google mematikan layanan streaming game Stadia.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Esthi Maharani
Game di Google Stadia Pro.
Foto: 9to5google.
Game di Google Stadia Pro.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Baru tiga tahun setelah diluncurkan, Google mematikan layanan streaming game Stadia. “Platform belum mendapatkan daya tarik dengan pengguna yang kami harapkan," kata GM Stadia Phil Harrison dalam sebuah postingan blog.

Google menawarkan bagi siapa pun yang terlanjur membeli perangkat keras Stadia melalui Google Store akan mendapatkan pengembalian dana (refund). Hal yang sama berlaku untuk semua pembelian game dan konten tambahan yang dilakukan melalui toko Stadia.

Perusahaan mengharapkan sebagian besar pengembalian dana dibagikan pada pertengahan Januari 2023. Pemain dapat mengakses perpustakaan game mereka dan bermain hingga 18 Januari.

Kegagalan layanan ini menghambat upaya Google untuk memasuki sektor game yang menguntungkan, cukup besar dan terus berkembang. Menurut firma riset Newzoo, industri ini harus menghasilkan 196,8 miliar dolar AS pada tahun 2022, naik +2,1% YoY dan seharusnya mencapai 225,7 miliar dolar AS pada tahun 2025. “Pasar game merupakan bukti resesi dan harus tumbuh bahkan di kondisi ekonomi yang sulit,” kata Newzoo, dilansir ZDNet, Jumat (30/9/2022).

Ketika diluncurkan pada tahun 2019, Stadia memiliki awal yang sulit. Kemudian pada tahun 2021, Stadia beralih dari pengembangan game internal.

Pada saat yang sama, Google belum lama ini memperluas upayanya dalam bermain game dengan lebih fokus pada melayani sebagai platform untuk penerbit dan pengembang game pihak ketiga. Setahun yang lalu, raksasa teknologi itu menciptakan peran eksekutif baru yang berfokus pada Gaming Solutions, menempatkan sektor ini setara dengan beberapa vertikal utama lainnya seperti perawatan kesehatan, ritel, dan manufaktur.

Sementara Stadia dimatikan, Harrison mencatat platform teknologi yang mendasari dan mendukung Stadia telah terbukti dalam skala dan melampaui game. “Kami melihat peluang yang jelas untuk menerapkan teknologi ini di bagian lain Google seperti YouTube, Google Play, dan upaya Augmented Reality (AR) kami serta membuatnya tersedia untuk mitra industri kami,” tambahnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement