Selasa 27 Sep 2022 16:14 WIB

Peneliti Jepang Kembangkan Kecoa Siborg yang Dapat Diisi Ulang

Kecoa siborg dapat dikendalikan dari jauh untuk digunakan dalam misi penyelamatan.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Ani Nursalikah
Seorang peneliti menunjukkan kecoa Madagaskar yang dipasangi ransel elektronik dan sel surya di Thin-Film Device Laboratory dari lembaga penelitian Jepang Riken di Wako, Prefektur Saitama. Peneliti memungkinkan kendali jarak jauh pergerakan kecoa siborg tersebut. Peneliti Jepang Kembangkan Kecoa Siborg yang Dapat Diisi Ulang
Foto: REUTERS/Kim Kyung-Hoon
Seorang peneliti menunjukkan kecoa Madagaskar yang dipasangi ransel elektronik dan sel surya di Thin-Film Device Laboratory dari lembaga penelitian Jepang Riken di Wako, Prefektur Saitama. Peneliti memungkinkan kendali jarak jauh pergerakan kecoa siborg tersebut. Peneliti Jepang Kembangkan Kecoa Siborg yang Dapat Diisi Ulang

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Sebuah tim peneliti dari lembaga penelitian Riken Jepang mengembangkan kecoa siborg yang dapat diisi ulang. Kecoa siborg ini dapat dikendalikan dari jarak jauh untuk digunakan dalam pencarian dan penyelamatan serta misi lainnya.

Dalam percobaan yang dipimpin oleh lembaga yang didukung negara, tim menempelkan film sel surya ultra tipis empat mikrometer ke punggung kecoa-kecoa Madagaskar. Kecoa ini memiliki panjang sekitar enam sentimeter dan mudah ditangani karena mereka tidak terbang.

Baca Juga

Meskipun komponen elektronik terpasang, kecoa-kecoa masih bisa bergerak bebas saat tim menyisipkan bagian-bagian perekat dan non-perekat ke film sel surya untuk mengakomodasi gerakan alami serangga.

Dilansir dari Japan Today, Senin (26/9/2022), dengan listrik yang dipasok oleh sel surya, tim dapat mengontrol gerakan kecoa-kecoa melalui modul kontrol nirkabel yang terpasang di dada dengan menerapkan stimulasi listrik ke organ sensorik yang disebut circus di segmen paling belakang serangga.

Pengisian daya selama 30 menit memungkinkan sekitar dua menit kapasitas kendali jarak jauh. Siborg, yang merupakan integrasi mesin dan organisme, dapat digunakan tidak hanya untuk menggantikan bagian tubuh yang rusak dari suatu organisme, tetapi juga mewujudkan fungsi yang melebihi kemampuan normalnya.

Tim berharap studi terbaru ini akan berkontribusi pada penggunaan praktis serangga siborg, termasuk kemampuan untuk mencari korban selamat yang terperangkap di puing-puing atau mengumpulkan data di zona berbahaya. “Karena komunikasi nirkabel menghabiskan banyak daya, kami ingin meningkatkan jumlah listrik yang dihasilkan oleh sel surya di masa depan,” kata peneliti senior di Riken, Kenjiro Fukuda.

Dia menambahkan, metode menempelkan panel surya yang digunakan dalam penelitian terbaru bisa diterapkan pada serangga lain. Penelitian ini dipublikasikan dalam jurnal sains internasional npj Flexible Electronics pada 5 September.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement