Sabtu 24 Sep 2022 20:30 WIB

Kiprah Tahun Pertama, Startup Delos Berharap dapat Terus Tebar Manfaat

Oktober mendatang, DMI tahap kedua membuka seleksi untuk peserta didik.

Berbekal teknologi bernama Aquahero, DELOS dapat menjadi solusi dari problem tradisional tambak udang yang terjadi sekarang ini.
Foto: DELOS
Berbekal teknologi bernama Aquahero, DELOS dapat menjadi solusi dari problem tradisional tambak udang yang terjadi sekarang ini.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Memasuki masa satu tahun berkarya, startup akuakultur Indonesia, Delos, berharap dapat terus menebar manfaat. Para pendiri Delos yang terdiri dari Guntur Mallarangeng, Bobby Indra Gunawan, Aris Noerhadi, dan Alexander Farthing, ini telah menghadirkan tim multidisiplin yang mencakup akuakultur, biologi kelautan, teknologi, sekaligus manajemen bisnis sebagai suatu kesatuan.

Delos masih terus meniti peluang agar Indonesia sebagai negara maritim terbesar di dunia dengan garis pantai sepanjang 95 ribu km dapat memiliki komoditi ekspor udang yang besar. Bahkan, sesungguhnya mampu menjadi yang terbesar di dunia, jika 75% dari total keseluruhan tambak di Indonesia dapat berkontribusi lebih dari 10% kuantitas ekspor.

Baca Juga

CEO Delos, Guntur Mallarangeng, mengatakan, pihaknya terus mengejar ambisi menjadikan Indonesia sebagai produsen udang terbesar di dunia. Sekaligus menjadi pemimpin Revolusi Biru serta membekali para petambak dengan teknologi berbasis sains dan manajemen operasional. 

"Perjalanan sebagai pemimpin revolusi biru akuakultur Indonesia akan terus berlangsung dan berkomitmen membantu serta mendukung para petambak untuk meingkatkan produktivitas panen mereka," kata dia.

Ia pun memaparkan sejumlah pencapaian Delos dalam satu tahun perjalanannya.

Pertama, AquaHero. Usai meraih pendanaan tahap awal dari sejumlah investor seperti MDI Ventures dimana ada Arise Fund (co-invest dengan Finch Capital) dan Centauri Fund (co-invest dengan KB Financial Group), serta Alpha JWC, kini Delos sukses meluncurkan aplikasi AquaHero yang menjadi gabungan antara sains, teknologi, dan manajemen operasional untuk memudahkan petambak memonitoring dan meningkatkan produktivitas tambak udang mereka berdasarkan data. 

"AquaHero menggunakan metode pengumpulan data modern dan metode sains mutakhir untuk memperkirakan treatment yang dibutuhkan sekaligus untuk meminimalisir risiko dalam budi daya udang. Sistem ini telah diimplementasikan pada tambak-tambak udang yang tergabung dalam ekosistem Delos," kata dia.

Beeikutnua, produktivitas hasil panen yang meningkat dua kali lipat.

Satu tahun berproses, Delos telah berhasil mengelola ratusan hektar area tambak udang intensif dan super-intensif yang tersebar di seluruh Indonesia. Namun, tentunya masih banyak hektar area tambak lain di seluruh Indonesia yang memerlukan sentuhan Delos. Dari keseluruhan tambak yang telah dikelola, Delos selalu berhasil meningkatkan produktivitas hasil panen hingga dua kali lipat dari sebelumnya. Sekaligus berhasil mencegah penyakit dengan tes kualitas air yang rutin dilakukan setiap hari. Sementara dari segi profitabilitas, tim manajemen selalu memantau biaya operasional tambak, sehingga modal budi daya udang yang dikeluarkan menjadi lebih efisien.

"Delos Maritim Institut Angkatan Pertama

DELOS Maritim Institut (DMI) merupakan salah satu program pelatihan akuakultur yang berfokus pada kualitas SDM yang berkelanjutan di masa mendatang telah merampungkan angkatan studi pertamanya," kata dia.

Oktober mendatang, DMI tahap kedua membuka seleksi untuk peserta didik angkatan kedua yang tidak hanya menyasar mahasiswa semester akhir dan lulusan baru, namun juga mengajak anak kolam dan anak nelayan untuk berpartisipasi sebagai peserta. DELOS ingin memfasilitasi anak-anak bangsa yang ingin belajar langsung di bidang akuakultur, khususnya budi daya udang.

“Mewujudkan mimpi menjadikan Indonesia sebagai pemain utama ekspor udang dunia memang tidak mudah. Namun, dengan potensi alam dan sumber daya manusia yang dikelola dengan baik, DELOS percaya mimpi ini akan segera tergapai,” kata Guntur seperti dilansir dari Antara.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement