Kamis 08 Sep 2022 05:25 WIB

Marak Kebocoran Data, Ini Tips untuk Memproteksi Data Pribadi di Dunia Maya

Melindungi data pribadi perlu dimulai dari diri sendiri.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Nidia Zuraya
Ilustrasi data pribadi
Foto: Pikist
Ilustrasi data pribadi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Insiden kebocoran data kian marak terjadi di Indonesia. Terbaru, diduga terjadi kebocoran data sebanyak 1,3 miliar data registrasi SIM Card, yang mencakup data pribadi seperti NIK dan nomor telepon.

Insiden tersebut menambah panjang deretan kasus kebocoran data yang terjadi di Tanah Air. Dimulai dari kasus dugaan kebocoran data bank pada Januari 2022, catatan medis pasien di sejumlah rumah sakit, data dokumen penting milik 21 ribu perusahaan Indonesia dan perusahaan asing yang memiliki cabang di Indonesia, hingga 26 juta data riwayat browsing atau penelusuran pengguna salah satu provider internet.

Baca Juga

Pakar keamanan siber dan Presiden Direktur ITSEC Asia, Andri Hutama Putra, menyebut data pribadi saat ini menjadi semakin penting karena rentan disalahgunakan terutama di ranah digital. Oleh karena itu, isu bagaimana melindungi data pribadi perlu untuk dipahami betul oleh seluruh elemen masyarakat.

Lebih lanjut, Andri menjelaskan perlindungan data pribadi memang perlu menjadi pilar penting, baik bagi lembaga atau perusahaan yang mengumpulkan data pribadi masyarakat dalam menjalankan kegiatannya. Namun demikian melindungi data pribadi juga perlu dimulai dari diri sendiri.

“Kebocoran data banyak juga terjadi di tingkat individu yang disebabkan oleh ketidak hati-hatian dalam beraktivitas digital. Sehingga perlu untuk memperhatikan bagaimana cara-cara kita beraktivitas digital untuk memproteksi data pribadi kita di dunia maya,” kata dia dalam keterangan pers yang diterima Republika.co.id, Rabu (7/9/2022).

Sehubungan dengan hal tersebut, ITSEC Asia sebagai perusahaan keamanan siber memberikan beberapa tips bagi masyarakat, untuk memproteksi data pribadi di dunia maya pada tingkat individu. Tujuannya, agar masyarakat terhindar dari potensi bahaya kebocoran data. Berikut ini beberapa tipsnya:

1. Bedakan alamat email untuk berbagai kebutuhan

Saat ini, masih banyak masyarakat yang menggunakan satu alamat email untuk semua kebutuhan, mulai dari layanan perbankan, transaksi, media sosial, subscription, dan lainnya. Hal ini dinilai akan sangat berbahaya bagi data pribadi masing-masing, karena saat email tersebut diserang maka semua informasi yang ada di dalamnya bisa rentan dicuri.

Karena itu, ITSEC Asia menyarankan untuk menggunakan alamat email berbeda, sesuai dengan tujuannya masing-masing. Misalnya, menggunakan alamat email yang berbeda antara kebutuhan transaksi dan media sosial.

2. Gunakan password yang kuat dan ganti secara berkala

ITSEC Asia mengimbau masyarakat agar menggunakan password yang kuat, serta menghindari penggunaan password yang gampang ditebak, seperti menggunakan nama.

Passward hendaknya merupakan kombinasi antara huruf besar, angka, atau tanda baca, agar tidak mudah ditebak. Penggantian password secara berkala juga patut diperhitungkan, sebagai salah satu cara paling ampun dalam menjaga data pribadi dan tidak mudah dicuri.

3. Jangan klik tautan mencurigakan dan jangan mengunduh aplikasi sembarangan

Masyarakat selanjutnya diminta untuk jangan sembarangan membuka tautan yang mencurigakan ketika berinternet. Hal ini penting, untuk menghindari serangan phising yang meretas informasi seperti data akun dan data pribadi lainnya.

Selain itu, hindari mengunduh aplikasi-aplikasi yang mencurigakan atau bukan dari website terpercaya. Masyarakat diharap selalu melakukan pengecekan ulang alamat website yang dikunjungi, karena pelaku kejahatan seringkali memalsukan website untuk memancing pengguna.

4. Gunakan antivirus dan fitur-fitur pengaman aplikasi

Penggunaan antivirus pada perangkat dapat membantu melindungi perangkat dari infeksi malware. Gunakan juga fitur-fitur pengaman pada aplikasi atau perangkat yang sebenarnya sudah disediakan, seperti Two Factor Authentication (2FA), One Time Password (OTP), End-to-end encryption, setelan privasi, peringatan masuk akun, dan lainnya. Kenali dan aktifkan fitur-fitur tersebut untuk menambah keamanan saat berinternet.

5. Update aplikasi dan hapus yang tidak terpakai

Selalu perhatikan aplikasi-aplikasi yang ada di perangkat. Jika ada pembaruan versi terbaru, segera lakukan update. Versi pembaharuan ini seringkali bertujuan memperkuat celah keamanan dari temuan-temuan yang ada.

Tidak hanya itu, masyarakat diminta menghapus aplikasi-aplikasi yang tidak lagi terpakai, apalagi jika aplikasi tersebut sudah tidak dijalankan oleh pengembang. Tips ini perlu diperhatikan, untuk menghindari resiko peretasan.

6. Jangan membagikan informasi-informasi penting di dunia digital

Terakhir, ITSEC Asia mengimbau agar jangan sembarang membagikan informasi penting, seperti KTP, foto tiket atau passport, kode QR, atau informasi pribadi seperti nama ibu dan nomor pribadi saat berinternet atau menggunakan media sosial.

Hal ini penting karena banyak cara yang dapat dilakukan oleh penjahat siber dari pencurian identitas atau informasi penting yang dimanipulasi untuk berbagai kejahatan seperti pembobolan akun dan penipuan dari identitas yang dicuri.

Jika nantinya terdapat peretasan, segera identifikasi sumbernya, seperti email atau aplikasi. Kemudian, identifikasi dan amankan data yang diretas, misalnya dengan menghubungi pihak aplikasi untuk reset password atau mengganti informasi rahasia dalam sistem autentikasi.  

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement