Ahad 21 Aug 2022 02:35 WIB

Ilmuwan Ungkap Cara Sederhana Mendegradasi Forever Chemicals

Molekul PFAS dengan cepat ‘hancur’ di bawah serangkaian kondisi ringan tertentu.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Friska Yolandha
Kondisi aliran air sungai yang berbusa di kali Cipinang, Banjir Kanal Timur,Jakarta, Jumat (30/8). Tim ilmuwan telah menemukan cara sederhana dan berenergi rendah untuk memecah salah satu kelompok terbesar ‘Forever Chemicals’ atau zat kimia abadi.
Foto:

Selain itu, badan tersebut baru-baru ini berada di bawah pengawasan ketat karena mempersempit definisi zat PFAS untuk mengecualikan banyak bahan kimia abadi.

Mengingat perubahan standar peraturan ini dan meningkatnya masalah keamanan, dibutuhkan cara untuk menangani kontaminasi PFAS. Trang dan rekan menguji metode energi rendah mereka pada molekul PFCA dengan panjang rantai yang bervariasi, dan berhasil memecah 10 di antaranya. Triknya adalah menargetkan sekelompok atom oksigen bermuatan di ujung ekor molekul PFCA.

“Itu memicu semua reaksi ini, dan mulai memuntahkan atom fluor dari senyawa ini untuk membentuk fluorida, yang merupakan bentuk fluor paling aman," jelas Dichtel. “Meskipun ikatan karbon-fluorin sangat kuat, gugus kepala bermuatan itu adalah kelemahannya.”

Menggunakan simulasi komputer untuk menguraikan kaskade reaksi kimia yang kompleks dan memastikan produk sampingan relatif tidak berbahaya, tim yakin mereka berada di hal yang baik. Setelah tidak stabil, molekul dilucuti dari hampir semua atom fluorinnya.

Pemodelan komputer “benar-benar menyediakan untuk pertama kalinya cara untuk memetakan reaksi ini dan mungkin mengoptimalkannya, untuk membuktikan bahwa kami benar-benar hanya membuat produk yang aman,” kata Dichtel dalam jumpa pers. 

Ini termasuk produk kecil yang mengandung karbon yang ditemukan di alam dan tidak menimbulkan masalah kesehatan yang serius, tambahnya.

Para peneliti kemudian menunjukkan bahwa proses mereka juga bekerja untuk kelas lain dari zat PFAS bercabang yang lebih baru – yang dikembangkan sebagai pengganti bahan kimia PFAS, tetapi keberadaannya di mana-mana di permukaan air global telah membuat para ilmuwan khawatir. Namun, mengingat bahwa ada lebih dari 12.000 bahan kimia PFAS berbeda yang diakui oleh EPA AS hingga saat ini, lebih banyak penelitian masih diperlukan untuk memahami reaktivitas mendasar dari molekul-molekul ini, dan apakah mereka dapat didegradasi menggunakan pendekatan serupa.

Hal yang sama berlaku untuk menjelaskan keseluruhan efek kesehatan dari bahan kimia PFAS dan di mana mereka bertahan di lingkungan. Tim berharap pekerjaan mereka akan memacu penelitian lebih lanjut untuk mengembangkan metode praktis untuk menghilangkan dan menurunkan polutan berbahaya ini pada skala industri. Mencari tahu bagaimana memecah kelas senyawa PFAS lainnya, yaitu zat yang mengandung sulfonat, juga merupakan keharusan.

 

“Pekerjaan kami membahas salah satu kelas PFAS terbesar, termasuk banyak yang paling kami khawatirkan,” kata Dichtel dari penelitian tersebut. "Ada kelas lain yang tidak memiliki kelemahan yang sama, tetapi masing-masing akan memiliki kelemahannya sendiri.”

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement