REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pembaruan Telegram yang akan datang telah ditahan di ulasan aplikasi Apple selama dua pekan tanpa penjelasan. Hal tersebut diungkapkan oleh CEO dan pendiri Telegram Pavel Durov dalam postingannya di Telegram.
Dia mengklaim pembaruan tersebut akan merevolusi cara orang mengekspresikan diri mereka dalam pengiriman pesan tetapi belum disetujui. Durov membahas rintangan yang tidak dapat dijelaskan ini sebagai bagian dari kritik yang lebih luas terhadap model bisnis toko aplikasi.
Dia mengatakan, Telegram tidak disarankan oleh proses peninjauan aplikasi yang tidak jelas yang dikenakan pada semua aplikasi seluler oleh monopoli teknologi.
“Jika Telegram, salah satu dari sepuluh aplikasi paling populer secara global, menerima perlakuan ini, orang hanya dapat membayangkan kesulitan yang dialami oleh pengembang aplikasi yang lebih kecil,” kata Durov.
Sejauh ini masih tidak jelas apa yang ada di pembaruan baru. Apple dan Telegram tidak segera membalas permintaan komentar terkait masalah ini.
Dilansir The Verge, Sabtu (13/8/2022), ini bukan pertama kalinya Durov memanggil Apple untuk proses peninjauan aplikasinya. Pada tahun 2018, Durov mengatakan Apple telah memblokir pembaruan untuk aplikasi Telegram iOS setelah Rusia melarang Telegram. Sehari setelah Durov memposting tentang masalah ini, Apple menyetujui pembaruan.
Telegram belum lama ini meluncurkan langganan premium dengan harga 4,99 dolar AS per bulan yang memberi pengguna akses ke unggahan yang lebih besar, unduhan yang lebih cepat, fitur suara-ke-teks, reaksi emoji unik, dan banyak lagi.