REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Penggunaan internet Gen Z sedang meningkat. Namun, di tengah peningkatan ini, penggunan Facebook oleh remaja menurun drastis. Hal tersebut diungkapkan dari studi Pew Research Center tentang remaja, teknologi, dan media sosial (medsos) yang mensurvei 1.316 remaja.
Studi menemukan 32 persen remaja berusia 13-17 tahun menggunakan Facebook. Angka tersebut jauh lebih kecil dibandingkan studi sebelumnya pada tahun 2014-2015, yaitu 71 persen.
Konten kreator Gen Z Jules Terpak mengatakan remaja sekarang sudah tidak lagi menggunakan Facebook. “Sekarang ada lebih dari lima platform medsos yang membuat kita lupa waktu, terus menggulir konten. Karena waktu dan kewarasan, orang harus meninggalkan platform yang dinilai kurang memiliki nilai tambah,” kata Terpak.
Menurut dia, Facebook sering diasosiasikan pada orang tua. “Budaya yang ditanamkan oleh rata-rata pengguna Facebook sangat terputus dari hal yang menarik Gen Z,” ujar dia.
Berdasarkan data, Pew menemukan remaja mengungkapkan lebih banyak antusiasme ke platform lain dibandingkan Facebook. Bahkan, di antara mereka yang baru bergabung medsos hampir tidak menggunakan Facebook.
Hasil temuan Pew sejalan dengan laporan internal Facebook. Menurut dokumen yang dibocorkan oleh pelapor Frances Haugen, seorang peneliti Facebook menemukan pada awal tahun 2021, pengguna remaja di aplikasi Facebook telah menurun 13 persen sejak tahun 2019 dan memproyeksikan angka itu akan terus menurun 45 persen selama dua tahun ke depan.
Secara keseluruhan, pengguna Facebook tetap agak stagnan, tetapi penurunan demografis utama ini adalah kabar buruk bagi bisnis iklan Facebook yang merupakan sebagian besar pendapatannya. “Sebagian besar orang dewasa muda menganggap Facebook sebagai tempat bagi orang-orang berusia 40-an dan 50-an. Orang dewasa muda menganggap konten sebagai hal yang membosankan, menyesatkan, dan negatif,” kata dokumen internal Facebook 2021.
Remaja yang bosan dengan Facebook malah beralih ke platform medsos lain, seperti Instagram. Sebanyak 62 persen remaja menggunakan Instagram. Jumlah itu naik dari 52 persen dalam survei tahun 2014-2015.
Namun, Instagram juga mempunyai saingan berat, yaitu TikTok. Platform yang dimiliki oleh ByteDance ini sekarang digunakan oleh 67 persen remaja di Amerika Serikat (AS).
Dilansir Tech Crunch, Jumat (12/8/2022), 95 persen remaja mengatakan mereka menggunakan YouTube yang mungkin membuatnya tampak seperti platform sosial, tetapi banyak pengguna berinteraksi dengan platform hanya untuk menonton video.
Selain itu, Pew menemukan sebagian besar remaja lebih sering menggunakan TikTok dibandingkan platform medsos lain. TikTok, Instagram, dan Snapchat mendapatkan perhatian yang hampir konstan dengan setiap angkanya, 16 persen, 10 persen, dan 15 persen remaja. Hanya dua persen yang mengatakan menaruh perhatian pada Facebook.
Meski begitu, remaja sadar bahwa penggunaan media sosial mungkin tidak selalu memberikan hubungan sosial yang mereka harapkan. Tiga puluh enam persen remaja berpikir telah menghabiskan terlalu banyak waktu di media sosial. Sebaliknya, hanya delapan persen remaja yang merasa kurang menggunakan media sosial.