REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lab penelitian Artificial Intelligence (AI) Meta telah menciptakan chatbot baru yang canggih. Bot memungkinkan masyarakat berbicara ke sistem untuk mengumpulkan umpan balik tentang kemampuannya.
Bot tersebut bernama BlenderBot 3 dan dapat diakses di web. Sejauh ini, tampaknya hanya penduduk Amerika Serikat (AS) yang dapat melakukannya.
“Blenderbot 3 dapat terlibat dalam obrolan umum. Namun, itu juga dapat menjawab jenis pertanyaan yang mungkin ditanyakan ke asisten digital. Dapat berbicara tentang resep makanan hingga menemukan fasilitas ramah anak di kota,” kata Meta, dikutip The Verge, Sabtu (6/8/2022).
Seperti semua Large Language Model (LLM), BlenderBot awalnya dilatih pada kumpulan data teks yang sangat besar. Sistem seperti itu telah terbukti fleksibel dan digunakan untuk berbagai kegunaan, mulai dari menghasilkan kode pemograman hingga membantu penulis menulis buku.
Namun, model ini juga memiliki kelemahan, yaitu bias dalam data pelatihan mereka. Dengan merilis chatbot ke publik, Meta ingin mengumpulkan umpan balik tentang berbagai masalah yang dihadapi LLM. Pengguna yang mengobrol dengan BlenderBot akan dapat menandai respons yang mencurigakan dari sistem.
Meta mengatakan telah bekerja keras untuk meminimalkan penggunaan bot untuk bahasa vulgar, cercaan, dan komentar yang sensitif. Pengguna harus memilih untuk mengumpulkan data mereka. Ini membuat percakapan dan umpan balik akan disimpan dan diterbitkan oleh Meta untuk digunakan oleh komunitas riset AI umum.
“Kami berkomitmen untuk merilis secara publik semua data yang kami kumpulkan dalam demo dengan harapan kami dapat meningkatkan AI percakapan,” insinyur riset di Meta yang membantu membuat BlenderBot 3 Kurt Shuster.
Selain menempatkan BlenderBot 3 di web, Meta juga menerbitkan kode dasar, set data pelatihan, dan varian model yang lebih kecil. Peneliti dapat meminta akses ke model terbesar, yang memiliki 175 miliar parameter.
https://www.theverge.com/2022/8/5/23293281/meta-ai-chatbot-blenderbot-3-web-access-research-safety