Senin 25 Jul 2022 16:38 WIB

10 Tahun Lagi, Kecerdasan Buatan Diprediksi Bisa Terjemahkan Bahasa Binatang

Kecerdasan buatan telah terbukti mampu mengurai bahasa manusia purba.

Rep: Eric Iskandarsjah Z/ Setyanavidita livikacansera/ Red: Dwi Murdaningsih
Pawang binatang bermain dengan Harimau Benggala (Panthera tigris tigris) di kandang.  ilustrasi. Dengan kecerdasan buatan, ilmuwan kini berupaya memahami bahasa binatang.
Foto:

Optimalisasi mesin belajar

Dikutip dari New Yorker, pendalaman potensi AI dalam menerjemahkan bahasa hewan juga me libat kan mesin belajar atau ma chine learning (ML). Sehingga, dibutuhkan banyak data bahasa hewan yang kompleks untuk kemudian dikaitkan dengan makna dari bentuk komunikasi mereka.

Artinya, kemungkinan nantinya teknologi ini akan sama konsepnya dengan Google Translate yang saat ini telah mampu menerjemahkan banyak bahasa manusia dari berbagai negara. Dengan mesin belajar, diperlukan data set yang banyak, sebagai bahan bagi mesin untuk dapat terus meng-upgrade kemampuannya.

Animal Behaviorist dan Pro fes sor Emeritus di Northern Arizona University, Con Slobodchikoff mengatakan, perpaduan AI dan mesin belajar membuat kemungkinan manusia bisa memahami isi hati hewan makin terbuka. "Teknologi komputer akhirnya memungkinkan kita untuk melihat ke dalam dunia hewan. Proses ini sekaligus menunjukkan kepada kita bahwa mereka adalah makhluk hidup kompleks yang pantas kita pahami dan hormati," kata Slobodchikoff.

Menurut dia, hewan memang memiliki bahasa, kemampuan memahami waktu, memiliki emosi dan memiliki pemikiran untuk merencanakan sesuatu. "Tapi, ada hal yang membuat hewan tetap unik. Hal itu adalah terkait cara hewan dalam melihat dunia nyata," katanya.

Namun, hewan juga memiliki karakter yang berbeda-beda. Misalnya, lebah dan beberapa burung mengandalkan kemampuan visualnya lewat gelombang ultraviolet. Kemudian, ada pula kelelawar, lumba-lumba, anjing dan kucing yang mampu mendengar suara dalam gelombang ultrasonik. Artinya, demi bisa memahami makna bahasa dari tiap hewan juga perlu mendalami beragam faktor itu secara spesifik.

Menurut Slobodchikoff, kecer dasan buatan dan teknologi komputer akan bisa membantu manu sia mulai untuk menguraikan bahasa hewan. Termasuk, memahami kognisi hewan dengan istilah yang bermakna bagi hewan, bukan dengan istilah kita.

Apalagi, mesin belajar juga akan bisa membantu manusia meng analisa data dan mencari korelasi dengan sangat efisien. Sebab, mesin belajar bisa menemukan hubungan statistik yang terlewatkan oleh peneliti.

Saat ini, salah satu organisasi yang tengah mendalami peran AI dalam komunikasi hewani adalah Earth Species Project. Organisasi itu pun mengeklaim menjadi organisasi pertama yang telah berhasil membuka kunci komunikasi bahasa nonmanusia.

Lewat beragam teknologi terkini, AI dan ML ditantang untuk memecahkan algoritme yang berkaitan dengan gerak tubuh, urutan gerakan, atau perubahan tekstur kulit pada hewan. Rumitnya pendalaman yang dilakukan pun mem buat Earth Species Project memperkirakan, upaya ini akan menunjukan hasilnya dalam lima hingga 10 tahun ke depan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement