REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam studi jurnal Journal of General Virology, belum lama ini para ilmuwan membahas manfaat dari pergeseran sistem vaksinasi influenza global ke platform berbasis asam ribonukleat (mRNA). Vaksin berbasis mRNA dinilai dapat memungkinkan kontrol yang lebih baik atas produk dan menghasilkan respons kekebalan yang lebih baik.
Di sini, para peneliti juga menyoroti kemungkinan pengembangan vaksin universal melawan virus influenza. Penelitian tentang vaksin influenza adalah bidang yang aktif, karena vaksin ini harus diperbarui terus untuk memperhitungkan virus yang terus berubah, seperti virus influenza A (IAV) yang baru ditemukan.
Vaksin influenza saat ini melindungi terhadap IAV dan virus influenza B (IBV). Vaksinnya direkomendasikan untuk diberikan setiap tahun.
Tiga jenis vaksin influenza saat ini adalah vaksin tidak aktif, vaksin hidup yang dilemahkan, dan rekombinan. Efektivitas vaksin dapat berkurang karena ketidakcocokan antara vaksin dan strain yang lazim beredar. Selain itu, ada kelompok berisiko tinggi seperti individu dengan gangguan kekebalan dan orang dewasa yang lebih tua.
"Oleh karena itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memprioritaskan pengembangan vaksin yang menghasilkan kekebalan yang lebih kuat dan tahan lama serta aman dan terjangkau," tulis laporan, seperti dikutip dari laman News Medical Net, Rabu (20/7/2022).
Salah satu pendekatan alternatif dalam pengembangan vaksin influenza adalah vaksin berbasis mRNA, yang menjadi terkenal selama pandemi Covid-19. Lebih khusus lagi, Moderna mRNA-1273 dan Pfizer-BioNTech BNT162b2 didasarkan pada teknologi mRNA, di mana transkrip yang mengkode protein virus ke sel dikirimkan oleh vaksin mRNA.
Sel-sel kemudian menggunakan mesin mereka untuk mensintesis dan mengekspresikan protein ini agar dapat meniru infeksi tanpa benar-benar menggunakan virus menular. Pada 2012, para peneliti mengembangkan vaksin mRNA terhadap banyak subtipe IAV yang imunogenik dan protektif terhadap tantangan heterolog dan kecocokan.
Menyusul keberhasilan vaksin mRNA selama pandemi Covid-19, pengembangan generasi baru vaksin influenza pun perlu dipertimbangkan dengan cermat.