Ahad 17 Jul 2022 23:50 WIB

Tukar Posisi, Kosmonot Rusia akan Meluncur ke Luar Angkasa Pakai SpaceX

Astronaut NASA akan terbang dengan pesawat ruang angkasa Soyuz Rusia.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Dwi Murdaningsih
Tempat peluncuran roket milik SpaceX di Texas, AS
Foto: Reuters/VOA
Tempat peluncuran roket milik SpaceX di Texas, AS

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Antariksa Amerika (NASA) mengumumkan pada Jumat (15/7/2022) bahwa mereka telah menandatangani kesepakatan dengan badan antariksa federal Rusia Roscosmos. Keduanya akan bertukar kursi di pesawat yang melakukan perjalanan ke dan dari Stasiun Luar Angkasa (ISS).

Astronaut NASA akan terbang dengan pesawat ruang angkasa Soyuz Rusia, seperti yang telah mereka lakukan berkali-kali. Sementara itu, para kosmonaut akan menaiki kendaraan pribadi Amerika seperti kapsul Dragon milik SpaceX. 

Baca Juga

Kosmonaut perintis adalah Anna Kikina, yang akan terbang dalam misi Crew-5 SpaceX. Ini adalah sebuah rencana yang telah dikerjakan untuk sementara waktu dan sekarang telah dikonfirmasi.

Rekan awaknya dalam penerbangan itu, yang dijadwalkan diluncurkan pada September, adalah Nicole Mann dan Josh Cassada dari NASA dan Koichi Wakata dari Badan Eksplorasi Luar Angkasa Jepang, kata pejabat NASA dalam sebuah pernyataan email, dilansir dari Space, Ahad (17/7/2022).

Kosmonaut Andrei Fedyaev telah ditugaskan ke Crew-6 SpaceX, yang ditargetkan untuk diluncurkan musim semi mendatang. Steve Bowen dan Woody Hoburg dari NASA juga akan berada dalam misi itu, kata pejabat badan tersebut. 

Astronaut NASA Frank Rubio, pada gilirannya, akan melakukan perjalanan ke ISS dengan Soyuz tiga orang dengan kosmonot Sergey Prokopyev dan Dmitry Petelin dalam misi yang dijadwalkan untuk diluncurkan 21 September. Loral O'Hara NASA telah ditugaskan untuk misi Soyuz di musim semi 2023. Rekan krunya adalah kosmonot Oleg Kononenko dan Nikolai Chub.

“Awak terbang terintegrasi memastikan ada anggota awak yang terlatih dengan baik di stasiun untuk pemeliharaan penting dan perjalanan luar angkasa,” kata pejabat NASA dalam pernyataan yang dikirim melalui email.

Banyak kemitraan antariksa Rusia telah bubar setelah invasi negara tersebut ke Ukraina. Misalnya, mesin roket buatan Rusia tidak lagi dijual ke perusahaan Amerika. Roket Soyuz buatan Rusia tidak lagi berada di kandang penyedia peluncuran yang berbasis di Prancis, Arianespace. Namun, Rusia terus menjadi bagian integral dari Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), seperti yang telah terjadi sejak awal program.

Itu tidak berarti bahwa invasi yang sedang berlangsung ke Ukraina tidak berdampak pada stasiun luar angkasa dan operasinya. Awal bulan ini, para kosmonaut menyebarkan propaganda anti-Ukraina dari ISS, yang memicu kecaman dari NASA dan mitra program lainnya.

Selain itu, kepala Roscosmos yang baru diberhentikan Dmitry Rogozin baru-baru ini mengatakan bahwa dia menginstruksikan kosmonaut di ISS untuk berhenti menggunakan lengan robot Eropa yang merupakan bagian dari modul Nauka Rusia, seperti yang dilaporkan SpaceNews.

Perintah itu tampaknya diberikan sebagai pembalasan atas keputusan Eropa untuk memutuskan hubungan dengan Rusia dalam misi penjelajahan Mars yang memburu kehidupan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement