Ahad 10 Jul 2022 03:31 WIB

Peretasan Makin Marak, Ini Cara BSSN Tingkatkan Keamanan Siber di Indonesia

BSSN melakukan pemantauan selama 24 jam terhadap ancaman siber di Indonesia.

Serangan siber (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com.
Serangan siber (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mengombinasikan aspek sumber daya manusia (SDM), proses, dan teknologi untuk meningkatkan ekosistem keamanan siber di Indonesia. Juru Bicara BSSN Ariandi Putra mengatakan BSSN berupaya meningkatkan kemampuan SDM pengelola sistem elektronikserta kesadaran akan keamanan siber.

Ariandi menyebutkan sejumlah kegiatan untuk meningkatkan SDM,antara lain, dengan menyelenggarakan pendidikan khusus di bidang siber dan sandi dengan mengacu pada Peta Okupasi Keamanan Siber Nasional. Selanjutnya, melakukan literasi keamanan siber, menyelenggarakan lokakarya, pelatihan.

Baca Juga

Dalam aspek proses, BSSN mendorong penguatan keamanan dan ketahanan siber, salah satunya dengan menyusun Strategi Keamanan Siber Nasional dan Pelindungan Infrastruktur Informasi Vital. BSSN juga berupaya melakukan penguatan tata kelola keamanan informasi, di antaranya penerapan standar sistem manajemen keamanan informasi.

Terkait dengan teknologi yang terus berkembang, ucap dia, BSSN menyusun skala prioritas, seperti National Security Operation Centerdan pembentukanComputer Security Incident Response Team. Ariandi mengatakan bahwa BSSN secara kontinu mengawal keamanan siber di Indonesia.

Dia menuturkan BSSN melakukan pemantauan selama 24 jam terhadap ancaman siber di Indonesia, memberikan notifikasi dan diseminasi laporan temuan ancaman siber kepada pemangku kepentingan terkait. "BSSN juga bekerja sama dengan pemangku kepentingan dan memberikan asistensi, sosialisasi, dan diseminasi tentang literasi keamanan siber kepada masyarakat umum," kata Ariandi.

Demi menjamin terselenggaranya kebijakan dan program pemerintah di bidang keamanan siber, BSSN memberikan beberapa layanan. Di antaranya Pusat Kontak Siber sebagai pusat layanan aduan bagi semua pemangku kepentingan dan masyarakat Indonesia.

Selain itu, BSSN memantau trafik dan indikasi insiden sertalayanan audit sistem manajemen keamanan informasi. Selanjutnya, layanan IT security assessment dan proteksi dengan melakukan uji penetrasiserta menilai kerentanan subdomain milik pemangku kepentingan sekaligus memperbaikinya.

BSSN telah mengembangkan Honeypot, yaitu perangkat deteksi serangan siber, yang dapat menginformasikan kepada pengguna profil atau karakteristik serangan yang terjadi pada sistem pengguna. Dengan demikian, dampak serangan siber juga dapat diperkecil.

"Hal ini ditujukan untuk menyikapi tingginya berbagai jenis serangan siber yang terus berkembang, seperti malware, ransomware, zero-day, serangan yang menyebabkan kebocoran data dan compromised account," ungkap Ardian.

Setelah insiden, BSSN memiliki layanan forensik digital yang dilengkapi dengan laboratorium.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement