Rabu 06 Jul 2022 19:47 WIB

Mengapa Seseorang Percaya Horoskop dan Ramalan? Ini Alasannya

Efek Barnum atau Forer membuat seseorang mempercayai ramalan.

Peramal atau cenayang. Ilustrasi
Foto: Reuters
Peramal atau cenayang. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pernah bertanya-tanya mengapa begitu banyak orang percaya pada horoskop? Apakah Anda sendiri pernah mempercayai itu? Semakin kita memahami ketertarikan kita pada ilmu ramalan, kita dapat menghindari menjadi korbannya.

Anda mungkin merasa memiliki kesamaan dengan ramalan yang Anda dengar atau baca. Hal itu tidak mengherankan, karena pada kenyataannya, itulah yang sengaja dirancang. Namun, bagaimana caranya?

Baca Juga

Itu karena sesuatu yang disebut efek Barnum atau Forer. Efek ini menjelaskan alasan mengapa kita menemukan diri kita percaya horoskop, peramal, pembaca kartu tarot, dan tes kepribadian palsu.

Apa itu efek Barnum?

Efek Barnum menyebabkan orang salah percaya deskripsi kepribadian, di mana sebenarnya bisa berlaku untuk siapa saja. Ini dinamai P.T. Barnum, pemain sandiwara abad ke-19 yang membuat namanya mempromosikan hoaks dan lelucon yang menipu.

Efek psikologis ini dapat meyakinkan kita bahwa metode atau orang di balik pernyataan dan prediksi yang tidak jelas seperti itu adalah yang sebenarnya, atau bahkan bahwa mereka memiliki kekuatan gaib.

Eksperimen Forer

Pada tahun 1950-an, seorang psikolog bernama Bertram Forer memfasilitasi eksperimen ini dengan para siswa mulai dari pengantar hingga kursus psikologi. Dia memberikan teks yang sama kepada setiap muridnya, memberi tahu mereka bahwa itu adalah hasil tes kepribadian yang telah mereka isi sebelumnya, dan itu sangat personal.

Ketika semua siswa menerima teks dengan skor mereka, Forer meminta mereka untuk mengangkat tangan jika mereka pikir itu benar menggambarkan kepribadian mereka. Para siswa bingung ketika mereka melihat bahwa hampir semua tangan terangkat.

Forer kemudian mulai membaca salah satu teks dengan keras. Para siswa tertawa terbahak-bahak, menyadari bahwa semua teks itu sama. Forer sekarang memiliki bukti betapa salahnya penilaian kita dan betapa mudahnya kita bisa tertipu untuk menyetujui deskripsi atau prediksi pseudo-ilmiah tentang diri kita sendiri.

 

sumber : DW
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement