Selasa 05 Jul 2022 18:39 WIB

Benarkah Gen Z Lebih Suka Sistem Kerja Hybrid?

Beberapa studi gen Z tentang pekerjaan menghasilkan kesimpulan yang bervariasi.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Dwi Murdaningsih
Bekerja dari rumah atau work from home (WFH) (ilustrasi).
Foto: Pixabay
Bekerja dari rumah atau work from home (WFH) (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sebuah studi terbaru dari firma riset tren pemuda Generation Lab mengungkapkan 40 persen mahasiswa dan lulusan baru lebih memilih bekerja di kantor. Sedangkan sisanya, 39 persen memilih model kerja hybrid dan 19 persen bekerja jarak jauh penuh.

Survei serupa yang dilakukan oleh platform keterlibatan tenaga kerja TenSpot melaporkan 30 persen pekerja dari kelompok Gen Z ingin bekerja dari jarak jauh penuh waktu. Angka tersebut berbeda dengan 19 persen dari laporan Generation Lab. Studi lain yang dilakukan oleh SkyNova yang mewawancarai 1.000 pekerja menemukan 47 persen Gen Z mencari pekerjaan yang melibatkan kehadiran fisik seseorang daripada sekadar berkomunikasi secara daring.

Baca Juga

Meskipun jumlahnya bervariasi di antara ketiga studi itu, kecenderungan umum yang mudah diidentifikasi adalah jumlah Gen Z yang mencari posisi kerja secara langsung jauh lebih tinggi daripada generasi lain, termasuk dari kelompok Baby Boomer.

Ini mungkin tampak berlawanan dengan intuisi karena Gen Z yang lahir mulai tahun 1997 hingga 2012 dan tumbuh selama perkembangan teknologi digital. Mereka kerap dikenal dengan panggilan “iPad kids,” generasi digital yang diharapkan menjadi yang paling nyaman dengan sifat daring bekerja dari rumah.

Namun, dengan anggota pertamanya yang berusia 25 tahun pada tahun 2022, Gen Z tertua hanya mempunyai beberapa tahun pengalaman kerja biasa sebelum awal pandemi. Banyak dari mereka yang mengawali karir dengan model kerja hybrid atau jarak jauh.

Tanpa pengenalan dan penguatan norma kerja yang dapat diperoleh dari bekerja di kantor fisik, Gen Z melaporkan kurangnya rasa komunitas tempat kerja, kebingungan dalam menetapkan bimbingan, dan kurangnya peluang pengembangan karier.

Dilansir CNet, Selasa (5/7/2022), sebuah survei oleh Axios menunjukkan 66 persen responden muda lebih menyukai umpan balik langsung dari manajer mereka dan 45 persen responden khawatir mempertahankan tempat kerja yang bebas gangguan atau sistem kerja hybrid.

Sedangkan untuk generasi peralihan, lebih dari setengah millennial dan Gen X, yang sering menangani tanggung jawab seperti mengasuh anak dan mengurus rumah, lebih memilih gaya kerja hybrid atau jarak jauh penuh. Seperti yang dilaporkan oleh platform manajemen tempat kerja Eden, Gen Z secara signifikan lebih mungkin memperjuangkan bekerja langsung daripada Milenial dan Gen X.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement