REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Google akan menghapus data kunjungan pengguna ke fasilitas medis seperti klinik aborsi dari Location History atau Riwayat Lokasi. Hal tersebut diungkapkan dalam sebuah postingan blog akhir pekan lalu.
Keputisan itu datang menyusul keputusan Mahkamah Agung Amerika Serikat (AS) yang membatalkan keputusan hak aborsi Roe vs Wade, keputusan hukum penting yang sebelumnya menjamin hak adopsi di tingkat nasional AS. Kekuasaan mengizinkan atau tidak mengizinkan aborsi kini telah diserahkan kembali ke setiap negara bagian.
Namun, sebagian besar negara bagian memberlakukan larangan aborsi. Keputusan pengadilan yang sangat kontroversial telah menyebabkan kampanye kesadaran bagi perempuan untuk menghapus data dari aplikasi pelacakan.
Google mengatakan sekarang jika Location History diaktifkan atau dinonaktifkan secara default, maka lokasi sensitif ini akan dihapus. “Beberapa tempat yang dikunjungi orang, termasuk fasilitas medis seperti pusat konseling, tempat penampungan kekerasan dalam rumah tangga, klinik aborsi, pusat kesuburan, fasilitas perawatan kecanduan, klinik penurunan berat badan, dan klinik bedah kosmetik, bisa sangat pribadi,” kata Google dalam postingan blog, dikutip Trusted Review, Selasa (5/7/2022).
“Kami mengumumkan jika sistem akan mengidentifikasi seseorang telah mengunjungi salah satu tempat ini dan kami akan menghapus entri ini dari Location History segera setelah mereka berkunjung,” tambahnya.
Google menyebut perubahan tersebut akan berlaku dalam beberapa pekan mendatang. Google juga mengatakan sedang menambahkan fitur Fitbit yang memungkinkan wanita untuk menghapus catatan menstruasi mereka secara berkelompok.