Selasa 21 Jun 2022 21:04 WIB

Elon Musk Komentari TikTok yang Disebut akan Hancurkan Peradaban

Elon Musk sebelumnya gunakan TikTok gambarkan media sosial yang sukses.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Nora Azizah
CEO Tesla Elon Musk mempertanyakan TikTok yang akan menghancurkan peradaban.
Foto: EPA-EFE/Patrick Pleul
CEO Tesla Elon Musk mempertanyakan TikTok yang akan menghancurkan peradaban.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- CEO Tesla Elon Musk mempertanyakan TikTok yang akan menghancurkan peradaban. “Apakah TikTok akan menghancurkan peradaban? Sejumlah orang berpikir begitu atau mungkin media sosial secara umum,” kata Musk dalam cuitannya.

Cuitan miliader itu muncul setelah dia membahas aplikasi video bentuk pendek pada pertemuan pekan lalu dengan staf Twitter. Pertemuan tersebut merupakan pertemuan pertama sejak kesepakatan yang dia buat untuk membeli Twitter seharga 44 miliar dolar AS.

Baca Juga

Pada panggilan video dengan calon karyawannya, Musk menggunakan TikTok untuk menggambarkan aplikasi media sosial yang sukses. “Aplikasi ini (TikTok) sangat baik untuk memastikan Anda tidak bosan," ujarnya.

Attention Deficit Disorder (ADD) adalah suatu kondisi yang memengaruhi perilaku orang yang membuat mereka merasa gelisah dengan kesulitan berkonsentrasi dan bertindak berdasarkan dorongan hati. Meskipun membandingkan TikTok dengan penyakit mental, Musk memuji implementasinya.

"Saya rasa beberapa video mereka menyinggung, tetapi itu tidak membosankan," katanya kepada staf Twitter.

Dikutip Metro, Selasa (21/6/2022), Musk percaya TikTok telah mengasah algoritme menjadi semenarik mungkin. Dia menginginkan Twitter seperti itu dengan cara yang berbeda. “TikTok menarik, tetapi Anda juga ingin diberi tahu tentang masalah serius,” ucapnya.

Dalam pertemuan yang sama, miliarder teknologi itu mengungkapkan rencana kebebasan berbicaranya untuk media sosial. Dia mengatakan orang harus bisa mengatakan apa yang mereka inginkan selama itu tidak melanggar hukum. Ironi dari cuitan Musk adalah media sosial dengan kebebasan berbicara mutlak, seperti visinya untuk Twitter yang bisa menjadi ancaman besar bagi peradaban.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement