REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ribuan virus tak dikenal yang diidentifikasi baru-baru ini di lautan dunia. Virus-virus ini mungkin memiliki dampak signifikan pada ekosistem.
Studi terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Science pada Kamis (9/6/2022), berfokus pada virus RNA. Pada penyakit manusia, jenis virus RNA berlimpah seperti coronavirus dan virus influenza.
Para ilmuwan saat ini mempelajari tentang berbagai virus RNA yang dapat ditemukan di laut, serta spektrum hewan yang dapat mereka infeksi.
"Kami yakin bahwa sebagian besar virus RNA di lautan menginfeksi eukariota mikroba, seperti jamur dan protista, dan pada tingkat lebih rendah, invertebrata," kata rekan penulis Guillermo Dominguez-Huerta, sarjana postdoctoral di ekologi virus di Ohio State University (OSU) pada saat penelitian, dilansir dari Live Science.
Eukariota adalah organisme yang memiliki sel kompleks dengan nukleus yang menyimpan materi genetiknya.
Jamur dan protista, yang meliputi alga dan amoeba merupakan inang virus yang mengambil karbondioksida dari atmosfer. Spesies itu mengontrol berapa banyak karbon yang disimpan di laut.
Virus RNA cenderung mengubah bagaimana karbon mengalir melalui lautan secara luas dengan menginfeksi organisme ini, menurut Steven Wilhelm, peneliti utama dari Kelompok Penelitian Ekologi Mikroba Akuatik Universitas Tennessee Knoxville, yang tidak terlibat dalam studi baru.
“Mengingat banyaknya partikel virus RNA, mengetahui mereka dapat melakukan ini terus membangun cerita tentang betapa pentingnya virus di dunia sehubungan dengan bagaimana energi dan karbon mengalir,” kata Wilhelm.