REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Google Maps untuk pengguna iOS dan Android sekarang memiliki layer Air Quality baru. Itu berguna saat Anda akan merencanakan pendakian, bersepeda, atau hanya ingin menemukan udara segara di tengah banyak polusi udara.
Layer baru akan menampilan Air Quality Index (AQI) langsung ke peta menggunakan data pemerintah yang dikumpulkan dari lembaga seperti Badan Perlindungan Lingkungan (EPA) di Amerika Serikat (AS) untuk menunjukkan seberapa sehat udara secara umum.
Lebih baik lagi, ini juga menyajikan data yang dikumpulkan dari jaringan sensor PurpleAir untuk melaporkan kondisi kecil di permukaan jalan. Dengan mengklik pembacaan AQI yang tersebar di sekitar Google Maps, Anda akan diberikan informasi lebih lanjut tentang dampak kesehatan dari kualitas udara, waktu dan sumber pembacaan terakhir, dan tautan untuk mempelajari lebih lanjut.
Sensor PurpleAir mengukur partikulat menggunakan penghitung partikel laser. “Pada dasarnya Anda menyinari laser melalui udara dan kemudian partikel di udara memantulkan cahaya dan detektor menangkap pantulan itu,” kata pendiri PurpleAir, Adrian Dybwad, dikutip The Verge, Jumat (10/6/2022).
Pada 2020 lalu, sensor perusahaannya menjadi cara yang populer untuk melacak asap yang dihasilkan oleh kebakaran hutan di Pantai Barat. Tahun lalu, Google Maps menambahkan lapisan api untuk melacak ancaman yang berkembang.
Selain PurpleAir, Breezometer juga menjalankan bisnis pemetaan kualitas udara. Pemilik e-bike Cowboy telah mengandalkan data perusahaan untuk menghindari polusi dalam perjalanan mereka sejak awal tahun lalu. Breezometer menggunakan model kompleks, bukan sensor fisik untuk mencapai resolusi data yang diklaim lima meter atau sekitar 16 kaki.