Senin 06 Jun 2022 09:39 WIB

Jumlah Karbon Dioksida Naik Pesat, Baru Terjadi Setelah Jutaan Tahun

Jumlah karbon dioksida naik lebih dari 50 persen hingga ke tingkat tidak terlihat.

Rep: Haura Hafizhah/ Red: Nora Azizah
Jumlah karbon dioksida naik lebih dari 50 persen hingga ke tingkat tidak terlihat (Foto: ilustrasi)
Foto: EPA-EFE/NASA/JPL-Caltech
Jumlah karbon dioksida naik lebih dari 50 persen hingga ke tingkat tidak terlihat (Foto: ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional (NOAA) mengatakan, jumlah karbon dioksida di atmosfer bumi sekarang lebih dari 50 persen lebih tinggi. Bahkan, jumlah karbon dioksida berada pada tingkat yang tidak terlihat sejak jutaan tahun lalu.

"Karbon dioksida berada pada tingkat yang belum pernah dialami spesies kita sebelumnya,” kata Ilmuwan Senior di Laboratorium Pemantauan Global NOAA, Pieter Tans, dikutip dari Usatoday pada Senin (6/6/2022).

Baca Juga

Kemudian, ia melanjutkan, pembakaran bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak dan gas melepaskan gas rumah kaca seperti karbon dioksida dan metana ke atmosfer bumi dan lautan. Emisi telah menyebabkan suhu planet naik ke tingkat yang tidak dapat dijelaskan oleh faktor alam.

"Hanya dalam 20 tahun terakhir, suhu dunia telah meningkat sekitar dua pertiga derajat Fahrenheit," kata dia.

Menurut NOAA, kenaikan suhu ini telah melepaskan serangkaian dampak cuaca, termasuk episode panas ekstrem, kekeringan, aktivitas kebakaran hutan, curah hujan yang lebih tinggi, banjir dan aktivitas badai tropis. Sementara itu, Ilmuwan Iklim Universitas Illinois Donald Wuebbles mengatakan tanpa pengurangan polusi karbon akan terjadi tingkat perubahan iklim yang lebih merusak, lebih banyak gelombang panas, lebih banyak banjir, lebih banyak kekeringan, lebih banyak badai besar dan permukaan laut lebih tinggi.

"Tingkat karbon dioksida terus meningkat, ketika mereka harus turun. Tingkat karbon dioksida tahun ini hampir 1,9 bagian per juta (ppm) lebih dari setahun yang lalu. Lompatan yang sedikit lebih besar dari Mei 2020 hingga Mei 2021," kata dia.

Diketahui, sebelum revolusi industri, tingkat karbon dioksida secara konsisten sekitar 280 ppm selama hampir 6.000 tahun peradaban manusia. Sejak itu, manusia telah menghasilkan sekitar 1,5 triliun ton polusi karbon dioksida yang sebagian besar akan terus menghangatkan atmosfer selama ribuan tahun.

Perlambatan dari pandemi memang sedikit mengurangi emisi karbon global pada tahun 2020, tetapi mereka pulih kembali tahun lalu. Sangat menyedihkan bahwa saat ini tidak memiliki kemauan kolektif untuk memperlambat peningkatan tanpa henti dalam CO2. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement