Dua enzim pemakan plastik
Para peneliti mengamati, enzim PHL7 yang baru ditemukan. Enzim ini 'memakan' plastik PET lebih cepat, dibanding enzim LCC yang saat ini digunakan sebagai standar dalam ujicoba mengurai plastik PET.
Guna memastikan penemuan mereka bukan kebetulan, tim Sonnendecker membandingkan PHL7 dengan LCC dalam ekperimen lanjutan, dengan mengurai beberapa wadah plastik. Dan ternyata benar: PHL7 lebih cepat.
"Saya kira, kami perlu mengambil sampel dari ratusan lokasi berbeda, sebelum menemukan salah satu enzim ini," kata Graham Howe, ahli enzim di Queens University di Ontario, Kanada.
Howe, yang juga mempelajari degradasi PET tetapi tidak terlibat dalam penelitian Leipzig, tampak kagum dengan penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Chemistry Europe. "Kelihatnnya, kita hanya perlu pergi ke alam, dan akan menemukan enzim yang melakukan hal ini di mana-mana," kata Howe.
Dilema menghadapi Plastik PET
Meskipun plastik PET dapat didaur ulang, namun tidak terurai.Seperti limbah nuklir atau komentar buruk kepada pasangan Anda, begitu plastik PET dibuat, plastik itu tidak akan pernah benar-benar hilang.
Bekas botol plastik memang dapat diubah menjadi produk baru. Salah satunya dengan membuat tas jinjing berbahan plastik PET. Namun upaya daur ulang ini menghadapi masalah, seputar kualitas plastik yang semakin memburuk dalam siklus daur ulang. Sejauh ini banyak plastic PET akhirnya didaur ulang menjadi produk seperti karpet ataupun sejumlah besar tas jinjing. Meski pada akhirnya, akan tetap kembali mendarat di tempat pembuangan sampah.