Kamis 26 May 2022 05:15 WIB

Studi: Ketidakseimbangan Tiroid Ditemukan pada Bayi Baru Lahir

Ketidakseimbangan tiroid bisa mempengaruhi bayi yang baru lahir.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Esthi Maharani
Bayi baru lahir (ilustrasi)
Foto: AP/VOA
Bayi baru lahir (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Para ahli mengungkap bahwa ketidakseimbangan tiroid bisa mempengaruhi bayi yang baru lahir. Hal ini merujuk pada sebuah studi oleh departemen neonatologi Post Graduate Institute of Child Health (PGICH) yang melibatkan 200 bayi.

Itu terdiri atas 100 bayi yang lahir prematur dan 100 sisanya lahir cukup bulan tetapi dalam kondisi sakit parah. Bayi-bayi ini mengalami sakit parah dalam waktu tujuh setelah lahir, sehingga harus dirawat di ICU neonatal (NICU). Menurut penelitian, sekitar 10 persen dari sampel neonatus memiliki kekurangan hormon tiroid.

Para ahli mencatat, ketidakseimbangan dan kekurangan hormone tiroid berdampak buruk pada hasil akhir penyakit yang menyebabkan bayi dirawat di NICU. Ini juga dapat meningkatkan keparahan penyakit.

Lebih lanjut, penelitian tersebut menemukan bahwa beberapa anak memiliki defisiensi tiroid kongenital yang dapat menempatkan mereka pada risiko mengalami keterbelakangan mental, jika tidak segera menjalani terapi penggantian hormon tiroid.

“Kami melakukan tes skrining tiroid untuk semua bayi yang dirawat di hari ketiga atau keempat kehidupan. Kami menemukan bahwa sekitar 10 persen mengalami defisiensi tiroid. Bayi-bayi ini berisiko terkena penyakit yang lebih parah, memiliki lebih banyak peluang memakai dukungan ventilator atau mengembangkan keterbelakangan mental,” kata Kepala departemen neonatologi PGICH Dr Ruchi Rai seperti dilansir dari Times Now News, Rabu (25/5/2022).

Rai menekankan bahwa sementara tes darah sederhana pada hari ketiga atau keempat kelahiran dapat mendeteksi defisiensi tiroid karena penyakit yang diderita setelah lahir, pada bayi prematur atau sakit, mungkin tidak cukup untuk mendiagnosis defisiensi tiroid kongenital.

"Tes ulang pada minggu ketiga kehidupan diperlukan. Semua bayi prematur dan bayi yang sakit harus dievaluasi," kata dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement